- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Jelang Kongres PAN 28 Februari 2015 di Bali, perang wacana antara dua kandidat yakni, kubu Hatta Rajasa dengan Zulkifli Hasan, semakin meruncing.
Dalam berbagai kesempatan, Zulkifli sering menjanjikan akan melakukan perubahan di tubuh PAN. Sementara Hatta, sudah menjanjikan akan menaikkan suara PAN menjadi 15 juta pada Pemilu 2019.
Menurut pengamat politik dari The Habibie Center, Bawono Kumoro, Hatta sebenarnya masih di atas angin. Sebab, ide perubahan dari Zulkifli belum konkret.
"Zulkifli butuh terobosan baru yang benar-benar tampil luar biasa jika ingin bertarung dengan Hatta," ujar Bawono, Jumat, 20 Februari 2015.
Menurut dia, kalau ide perubahan ini tidak dijelaskan secara gamblang, maka pemahaman politiknya bisa saja melenceng. Misalnya, PAN justru dipersepsikan ingin keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) demi masuk ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mendukung pemerintah.
"Jargon itu (perubahan) bisa jadi akan ditafsirkan untuk membawa PAN keluar dari KMP," ujar Bawono.
Menurut dia, Hatta termasuk politisi ulung yang mampu membangun komunikasi politik lintas partai.
Dia tidak hanya dekat dengan partai-partai KMP, bahkan sangat akrab dengan petinggi KIH seperti, Surya Paloh hingga Megawati Soekarnoputri. Kelebihan itu dia lihat tidak dimiliki oleh Zulkifli.
"Ketua MPR ini juga belum teruji memimpin PAN," kata Bawono.
Bawono menambahkan, saat ini hampir tidak ada cela bagi Hatta. Dan jika benar Zulkifli ingin membawa perubahan dengan mengeluarkan PAN dari KMP, 67 juta rakyat yang memilih Prabowo-Hatta pada pilpres kemarin, menurutnya akan marah. (ase)
Baca juga: