Sumber :
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id
- Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB), mengecam keras aksi perebutan paksa kantor Fraksi Partai Golkar DPR RI oleh kubu Agung Laksono. Cara-cara paksa seperti itu merupakan tindakan yang tidak dibenarkan secara hukum.
"Pemaksaan kehendak dengan cara-cara tidak terpuji ini adalah preseden buruk bagi demokrasi," kata ARB melalui Twitter-nya, @aburizalbakrie, pada Senin, 30 Maret 2015.
"Pemaksaan kehendak dengan cara-cara tidak terpuji ini adalah preseden buruk bagi demokrasi," kata ARB melalui Twitter-nya, @aburizalbakrie, pada Senin, 30 Maret 2015.
Baca Juga :
Komisi V Apresiasi Gubernur Sulbar
ARB juga menyayangkan aparat Kepolisian dan petugas keamanan internal DPR yang terkesan membiarkan. Apalagi Ketua dan Sekretaris Fraksi Partai Golkar yang sah masih terkurung di sana.
"Saya menyayangkan ini terjadi di Gedung DPR RI yang harusnya steril dari tindakan-tindakan tidak terpuji seperti itu. Kami sudah laporkan ke pihak berwajib. Meski terkesan ada pembiaran, kami masih percaya polisi akan bertindak sesuai hukum yang ada," ujarnya.
Kubu Agung Laksono merebut paksa dan merangsek masuk ke ruang pimpinan Fraksi Golkar DPR RI di lantai 12 Gedung DPR RI Jakarta. Aksi itu dibiarkan petugas keamanan dalam gedung dan anggota Kepolisian.
"Kami beri keamanan. Ketika diusir, kita ya minggir," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen (Pol) Unggung Cahyono dilantai 12 gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 30 Maret 2015.
Pengambilalihan paksa dilakukan dengan mendobrak pintu yang dari dalam dihalangi lemari. Keadaan seperti ini dianggap Kapolda masih dalam keadaan aman. "Masih aman tidak perlu ada penambahan anggota," katanya.
Kapolda menambahkan, perebutan ruang fraksi itu bukan tanggung jawabnya. Meski begitu, petugas dari Satuan Pam Obvit Polda Metro Jaya dikerahkan.
"Ini urusan internal. Ini tanggung jawab Sekjen dan Pamdal," kata Unggung. "Bila ada kekerasan dan perusakan baru kita tangani," lanjut dia. (ase)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
ARB juga menyayangkan aparat Kepolisian dan petugas keamanan internal DPR yang terkesan membiarkan. Apalagi Ketua dan Sekretaris Fraksi Partai Golkar yang sah masih terkurung di sana.