Akbar Faisal: Pemerintahan Jokowi Dirancang Orang Desa

Politikus Nasdem Akbar Faizal
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki
VIVA.co.id
Menko Luhut Berencana Kunjungi Reklamasi Pulau G
- Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem), Akbar Faisal, menjawab seputar beredarnya surat terbuka kepada Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan, di media sosial.

Jokowi Beber 'Mantra' RI di Forum Ekonomi Islam Dunia

Akbar, yang saat kampanye Pemilu Presiden 2014 adalah Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, mengkritisi Luhut yang lebih memilih lulusan universitas luar negeri untuk masuk di pemerintahan, ketimbang produk lokal yang justru sukses memenangkan Jokowi.
Jokowi: Jumlah Peserta Tax Amnesty Baru 344 Orang


Kepada VIVA.co.id,
Akbar yang kini duduk di Komisi III DPR ini mengaku, sebenarnya yang beredar itu bukanlah surat terbuka. "Itu diskusi di grup tertutup, internal. Bukan untuk terbuka," kata Akbar, Minggu 5 April 2015.


Akbar mengatakan, pernyataan dia itu sebenarnya untuk diskusi di grup itu saja. Karena di dalam grup itu, juga ada beberapa kepala lembaga negara. "Ada tujuh menteri (kabinet kerja)," sambung Akbar.


Dia mengatakan, tidak ada niat mengedarkan. Namun, dia menyayangkan ada pihak yang membocorkan itu. Seharusnya, kata dia, ada filter mana yang harusnya untuk privat, mana yang memang bisa publik ketahui.


Akbar mengatakan, tulisan itu lahir karena kekecewaannya terhadap Luhut, yang memilih menunggu lulusan Harvard University, untuk masuk di tim Presiden Joko Widodo. Salah satu lulusan luar negeri, yang dalam surat Akbar itu, adalah Yanuar Nugroho.


Dalam surat Akbar Faisal itu dikatakan, bahwa kerja tim Jokowi-JK tidak ada lulusan luar negeri. Yang kerja, hanya dirinya yang lulusan IKIP Ujung Pandang (Makassar), Rieke Diah Pitaloka lulusan UI, Teten Masduki yang lulusan Bandung, hingga Andy Widjajanto lulusan UI. Tetapi, kata Akbar masih dalam surat itu, mereka mampu meyakinkan rakyat Indonesia untuk memilih Jokowi-JK.


Sementara Luhut, masih dalam surat Akbar itu, lebih banyak di kantor dan berkoordinasi via telepon atau mengundang pihak lain.


Akbar mengatakan, harusnya mereka yang berkeringat dan lulusan dalam negeri, yang diutamakan. Karena, Tim Transisi yang dibentuk untuk merancang kerja Jokowi-JK, adalah buah karya lulusan dalam negeri.


"Kita mendewa-dewakan dari luar apa. Rancangan pemerintah ini bukan dibuat dari Harvard," kata Akbar.


Surat yang beredar itu, lanjut Akbar, bukan karena ingin menjatuhkan pemerintah. Akbar menegaskan, secara pribadi tetap ingin pemerintah berjalan sukses, dan siap mengawalnya.


Akan tetapi, dia ingin agar pemerintah berada pada rel awal pembentukan. Apalagi, program-program Nawacita Jokowi, sangat mengedepankan kemandirian lokal dan penghargaan terhadap bangsa sendiri.


"Pemerintah ini dirancang oleh orang yang dari desa," kata Akbar.

Sebelumnya beredar surat yang dituliskan mantan Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Akbar Faizal, di situs jejaring sosial yang ditujukkan kepada Yanuar Nugroho, salah satu Deputi Kepala Staf Kepresidenan yang baru saja dilantik. Yanuar dikenal sebagai seorang intelektual lulusan Manchester University, Inggris.

Dalam suratnya, Akbar menyidir dipilihnya orang-orang lulusan luar negeri yang justru tidak ada kaitannya dengan pemenangan Jokowi-JK sebagai Deputi Staf Kepresidenan. Deputi ini berada di bawah Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan. (one)

Surat terbuka Akbar Faizal untuk Deputi Staf Kepresidenan

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya