Pembelaan Fadli Zon Soal Pengembangan Infrastruktur DPR

Rapat paripurna DPR
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Masih Moratorium, Bagaimana Nasib Gedung DPR?
- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon membela besaran anggaran yang akan dikeluarkan untuk pembangunan proyek baru berupa tujuh infrastruktur penunjang di kompleks Gedung MPR/DPR, Senayan. Proyek baru tersebut kata Fadli, tidak akan menghabiskan banyak dana APBN.

"Anggarannya belum ada. Tapi mestinya sedikit ya, mungkin hanya Rp10 miliar," ujar Fadli dalam acara diskusi yang diselenggarakan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Mei 2015.

Cara Kemendagri Luluskan Permintaan Jokowi

Fadli kemudian membandingkan anggaran miliaran rupiah yang akan dihabiskan untuk melakukan pembangunan proyek itu dengan anggaran yang dipakai oleh pemerintah eksekutif.

Fadli mengatakan, pemerintah eksekutif setidaknya telah menghabiskan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk membeli pesawat kepresidenan yang saat ini selalu digunakan oleh Presiden Joko Widodo untuk melakukan kunjungan ke luar negeri.

Pembangunan Gedung Baru Harus Dibarengi Kinerja Anggota DPR

"Dibanding anggaran eksekutif, anggaran ini kecil. Eksekutif telah menghabiskan Rp1,5 triliun untuk membeli pesawat kepresidenan. Untuk proyek ini saya kira anggarannya pasti di bawah itu," ujar Fadli.

Ia pun menuturkan beberapa urgensi atas pembangunan infrakstruktur penunjang itu. Untuk pekerjaan pembangunan dan perluasan gedung kerja anggota DPR misalnya. Fadli mengatakan bahwa gedung kerja yang sekarang digunakan, optimalnya hanya dirancang untuk menampung sebanyak 400 orang.

Sedangkan anggota DPR pada saat ini sudah mencapai 550 orang. Jumlah tersebut kemudian minimal harus dikalikan dengan jumlah staf pribadi anggota dewan yang masing-masing berjumlah tujuh orang.

"Artinya kalau mau dibilang ada pemborosan, saya kira tidak. Kita kan ingin gedung yang memadai," ujarnya.

Untuk proyek penunjang lainnya, yaitu perpustakaan dan museum, saat kini sudah saatnya bagi lembaga parlemen Indonesia untuk memiliki fasilitas tersebut yang mumpuni. Ia mencontohkan Library of Congress yang dimiliki oleh kongres Amerika Serikat.

Perpustakaan itu memiliki koleksi terlengkap di Amerika dan juga menjadi fasilitas pelestarian buku-buku bersejarah. Bangsa Indonesia sendiri, kata Fadli, saat ini memiliki beberapa koleksi buku langka peninggalan perpustakaan Belanda dan perpustakaan konstituante. Menurutnya sangat disayangkan jika koleksi berharga itu terus terlantar dan hanya dirawat seadanya seperti sekarang.

"Kita tidak muluk-muluk. Saya kira sudah saatnya ya, DPR sebagai lembaga pembuat undang-undang memiliki lembaga think thank yang kuat. Pembangunan perpustakaan dan museum itu adalah usul saya," ujar Fadli.

Sebelumnya diberitakan bahwa Ketua Implementasi Reformasi DPR Fahri Hamzah telah mengumumkan peresmian program pembangunan tujuh infrastruktur penunjang kompleks Gedung Parlemen di kompleks Gedung DPR, Senayan, pada Kamis, 21 Mei 2015.

Pada hari tersebut, Fahri telah meresmikan fasilitas 'Alun-Alun Demokrasi' yang ditujukan sebagai tempat bagi rakyat untuk menyalurkan aspirasi. Fasilitas tersebut merupakan fasilitas pertama dari 6 fasilitas lain yang pembangunannya yang direncanakan akan menggunakan anggaran multi years dalam APBN 2016.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya