PKS: RAPBN 2016 Belum Cerminkan Janji Kampanye Jokowi

Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam
Sumber :

VIVA.co.id - Anggota Komisi XI DPR RI, Ecky Awal Mucharam mengatakan, Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (R-APBN) 2016 belum mencerminkan janji kampanye Presiden Jokowi.

Misalnya, target penurunan angka kemiskinan yang hanya di angka 9-10 persen di APBN. Menurut dia, hal ini masih jauh dari janji kampanye Jokowi untuk menurunkan angka kemiskinan hingga 5 persen di akhir periode.

Realisasi Lifting Migas Triwulan Pertama Lampaui Target APBN

“Mestinya, target ini bisa lebih progresif lagi. Sebab, Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 saja menargetkan 10,3 persen,” ujar Politisi PKS ini di Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2015.

Menurut dia, data akhir tahun 2014, jumlah rakyat miskin masih sangat tinggi dengan mencapai angka 27,7 juta atau 10,9 persen. Sedangkan rakyat yang hampir miskin dengan pengeluaran satu setengah kali garis kemiskinan mencapai lebih dari 100 juta atau 40 persen dari jumlah total penduduk.

Tutup Defisit APBN, Menkeu Butuh Tambahan Utang Rp40 Triliun

"Angka ini menunjukkan masih besarnya rakyat yang sangat rentan terperosok menjadi miskin,” ujar pria jebolan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini.

Ecky menajelaskan, target pemerataan kesejahteraan yang tercermin dalam Gini Ratio yang ditargetkan di angka 0,39, hanya sedikit lebih rendah dibandingkan APBN-P 2015 yang menargetkan 0,4, serta target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 0,36 di akhir periode. Padahal, dalam janji kampanye, Jokowi menyebut persoalan kesenjangan sebagai perhatian utama.

Efisiensi, Pemerintah Hemat Rp50,6 Triliun di RAPBN-P 2016

"Dalam kondisi kesenjangan pendapatan rakyat yang semakin lebar dimana Gini Ratio sekarang telah mencapai 0,41, target pengurangan kesenjangan yang lebih ambisius menjadi sangat penting,” ujar anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR ini.

Ecky menyoroti target pengurangan pengangguran tahun 2016 sebesar 5,2-5,5 persen, yang hanya sedikit kemajuannya dari APBN-P 2015 yang menargetkan 5,6 persen, serta masih luput dari target penganggaran di RPJMN hingga 4 persen di akhir periode.

"Target yang kurang progresif ini kontradiktif dengan janji kampanye Jokowi yang menyebutkan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.

Padahal di sisi lain, postur APBN bertambah yang terlihat dari target penerimaan perpajakan mencapai R 1.565 triliun, meningkat 5,1 persen dari APBNP 2015. Ditambah lagi, meningkatnya defisit keseimbangan primer sebesar Rp89,75 triliun, meningkatnya penarikan utang terutama utang luar negeri yang naik 50 persen, dan membesarnya pengajuan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang mencapai Rp48,21 triliun.

"Sehingga dengan target penurunan angka kemiskinan, kesenjangan serta pengangguran seperti ini mencerminkan pertumbuhan yang tidak berkualitas."

(mus)

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono

Efisiensi, Penghematan Kementerian PUPR Rp8,4 Triliun

Di sisi lain, mendapat tambahan Rp2,5 triliun untuk Asian Games.

img_title
VIVA.co.id
8 April 2016