VIVA.co.id - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menerima kunjungan Duta Besar Kanada, Donald Bobaish yang berkunjung ke ruang kerjanya di Lantai 9 Gedung Nusantara III, Kompleks DPR/MPR Senayan Jakarta, Senin, 7 September 2015.
Dalam pertemuan itu, Zulkifli menceritakan keberagaman masyarakat yang menjadi kekayaan Indonesia. Kepada Dubes Kanada, Zulkifli mengatakan, meski mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun pemeluk Islam di Indonesia berbeda dengan pemeluk Islam di negara lain, terutama di Timur Tengah.
"Di Indonesia, antaragama bisa hidup berdampingan, rumah ibadah juga saling berdekatan, semua tak masalah," kata Zulkifli, Senin, 7 September 2015.
Di Jakarta misalnya, Gubernurnya adalah keturunan Tionghoa. Sedangkan di Nusa Tenggara Timur, Zulkifli menambahkan, Ketua DPRD nya adalah muslim. Itu menjadi bukti adanya toleransi dalam kehidupan beragama dan bernegara.
Meski demikian, Zulkifli mengakui masih ada masalah-masalah kerusuhan yang bersifat agama dan bernuansa kesukuan, seperti peristiwa yang terjadi di Tolikara, Papua.
"Hal demikian sebagai sebuah ketidaksempurnaan hidup, untuk itu kita teruskan nilai-nilai Pancasila," ujar Ketua Umum PAN ini.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua MPR, Zulkifli mengatakan, lembaganya mempunyai tugas penting dalam mengawal kebhinekaan. Apapun suku dan agama di republik ini, menurutnya memiliki hak yang sama. Permasalahan keberagaman suku dan agama bahkan sudah selesai sejak Indonesia merdeka.
"Tidak ada undang-undang yang mendiskriminasi satu pihak. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah soal kemiskinan, peningkatan sumber daya manusia, serta mengejar ketertinggalan dari negara lain, seperti Kanada, itulah tantangan kami dan itu tugas MPR."
(mus)