Sumber :
VIVA.co.id
- Wakil Ketua Komisi VI DPR Heri Gunawan meminta agar PLN membenahi manajemen bisnisnya yang sering memunculkan keluhan pelanggan. Disamping kasus token yang sekarang ramai dibicarakan, Heri mengatakan bahwa inefisiensi yang terjadi di PLN bahkan lebih bahaya dampaknya. "Ini penting dan urgent, ujarnya.
Menurut Heri, inefisiensi di PLN itu telah merugikan negara rata-rata Rp50 triliun setiap tahunnya. Inefisiensi itu terjadi karena tingginya biaya bahan baku (BBM dan pelumas), kata Heri.
Menurut Heri, inefisiensi di PLN itu telah merugikan negara rata-rata Rp50 triliun setiap tahunnya. Inefisiensi itu terjadi karena tingginya biaya bahan baku (BBM dan pelumas), kata Heri.
Baca Juga :
Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR
Menurutnya, inefisiensi yang sudah lebih dari 10 tahun terjadi dalam tubuh PLN tersebut cenderung dibiarkan.
"Bayangkan saja, PLN harus habiskan 7 miliar liter BBM setiap tahunnya. Jika dihitung agregat 10 tahun, maka kerugian negara sama dengan Rp500 triliun atau 25 persen APBN,” ujar Heri.
Ia mengatakan jika ditarik lebih jauh, kerugian itu terjadi karena disebabkan oleh inefisiensi produksi listrik karena mayoritas pembangkit PLN adalah mesin diesel (PLTD) rakitan.
"Itu terjadi karena gagalnya proyek 10 ribu MW yang lebih banyak pakai barang rakitan,” kata Heri.
Oleh karena itu, Heri meminta agar PLN harus berani terbuka dan berbicara ke publik mengenai hal ini. "Ini penting untuk menjadi bahan evaluasi dalam pembangunan proyek 35 ribu MW,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, inefisiensi yang sudah lebih dari 10 tahun terjadi dalam tubuh PLN tersebut cenderung dibiarkan.