Politisi Nasdem Minta Isu Gaji Presiden Tak Dibesar-besarkan

Presiden Joko Widodo Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
- Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Johnny G. Plate, mengatakan wacana kenaikan gaji presiden sebaiknya tidak dibesar-besarkan. Usulan untuk menaikkan gaji presiden menjadi Rp200 juta, dari saat ini Rp62 juta, di antaranya dilontarkan oleh anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).


"Memang gaji (presiden) lebih rendah dari pada pejabat BI dan lembaga. Akan tetapi ini baru wacana baru beberapa orang, tidak ada di RAPBN. Kenapa jadi isu yang besar? Lebih baik mengurus yang besar," kata Johnny, Jakarta, Jumat 18 September 2015.


Baca:
Pakai Konsep Ini, Dompet Tak Kering Saat Gaji Pertama


Negara Ini Tetapkan Gaji Pokok Pekerja Rp11,9 Juta Per Bulan
Wakil Presiden, Jusuf Kalla sebelumnya diberitakan setuju dengan kenaikan gaji presiden tersebut. Johnny menyampaikan bahwa yang dimaksud oleh JK adalah kenaikan itu boleh dilakukan ketika perekonomian  sedang sehat.

10 Perusahaan Idaman Pencari Kerja di Indonesia

"Prinsip Pak JK, sah saja dinaikkan, kalau ekonomi sehat," ujar Johnny.


Menurut Johnny, wacana ini membuat Presiden Jokowi merasa malu karena sangat sensitif mengingat kondisi perekonomian bangsa yang sedang susah saat ini.


"Presiden merasa malu soal usulan itu, jadi presiden sensitif mengingat tekanan perekonomian nasional saat ini," kata Johnny. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya