Sumber :
- Antara/Andika Wahyu
VIVA.co.id -
Presiden Joko Widodo menegaskan situasi ekonomi yang dialami Indonesia di bawah pemerintahannya bukanlah sebuah krisis. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikannya di hadapan ratusan kader Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan 255 calon kepala daerah yang diusung Nasdem.
Uniknya, sembari menjelaskan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, Jokowi menyebut Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, "kakanda." "Seperti sudah disampaikan Kakanda Ketum Nasdem, Surya Paloh, kita alami perlambatan ekonomi. Bukan krisis ekonomi," kata Jokowi di Jakarta Convention Center dalam acara "Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2015," Senin, 21 September 2015.
Baca Juga :
Jokowi Salat Jumat di Bandara Soekarno-Hatta
Uniknya, sembari menjelaskan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, Jokowi menyebut Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, "kakanda." "Seperti sudah disampaikan Kakanda Ketum Nasdem, Surya Paloh, kita alami perlambatan ekonomi. Bukan krisis ekonomi," kata Jokowi di Jakarta Convention Center dalam acara "Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2015," Senin, 21 September 2015.
Baca Juga :
Fadli Zon dan Fahri Hamzah Puji Jokowi
Jokowi mengakui, ada penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang hanya sebesar 4,7 persen.
"4,7 ini kalau dilihat dalam global dunia, kita masih terbaik lima besar," katanya lagi.
Meski begitu, dalam situasi seperti ini, Jokowi mengimbau agar sesama bangsa tidak justru menebar kejelekan pihak lain. Apalagi, sampai mengeluh dengan kondisi ini.
"Jangan sampai sebagai bangsa yang besar mengeluh, mencemooh negara sendiri kehilangan optmisme, jangan sampai itu ada," ujar dia.
Menurut Jokowi, dalam situasi ini pola pikir bangsa harus diubah. Ini juga yang menurutnya, sama dengan restorasi yang merupakan jargon utama Partai Nasdem.
"Itu yang kita namakan pola berpikir diubah. Apapun keadaanya, melambat iya, penurunan iya, tapi bukan krisis," tutur presiden. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Jokowi mengakui, ada penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang hanya sebesar 4,7 persen.