- Antara/ Marifka Wahyu Hidayat
VIVA.co.id - Anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani merasa kehilangan atas wafatnya pengacara senior, Adnan Buyung Nasution di RSPI, Jakarta, Rabu 23 September 2015.
Arsul mengaku terakhir menemui Buyung pada Senin malam di RSPI. Bagi Arsul, Buyung adalah sosok egaliter. "Bang Buyung adalah pribadi yang humble. Ramah kepada semua orang, tidak memberikan perlakuan yang berbeda ketika disapa tokoh penting atau orang biasa," katanya.
Arsul mengenal sosok Buyung sejak lama. Ia bahkan pernah bekerjasama dalam menjalankan profesinya sebagai sesama advokat. "Saya merasakan kehangatan almarhum sejak menjadi asisten pembela umum di Jakarta pada pertengahan tahun 1980-an," katanya menambahkan.
Politisi PPP itu mengatakan, kontribusi besar Buyung dalam perjuangan penegakan HAM tidak tertandingi sampai saat ini. "Almarhum membela HAM segala kelompok masyarakat, dari mereka yang berideologi komunis sampai Islam garis keras seperti, Abu Bakar Ba'asyir," katanya.
Bahkan, Adnan Buyung Nasution membela para Jenderal seperti, Wiranto sampai dengan pedagang asongan di Terminal Pulogadung dan Kalideres. Karena aktifitasnya membela HAM, pendiri Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia tersebut pernah diburu pemerintah.
"Pada pertengan 1980 almarhum dikejar-kejar Sudomo," kata Arsul mengenang.
(mus)