Simulasi Pilkada, KPU Gunakan Dua Model Surat Suara

Contoh format surat suara pilkada.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Mohammad Nadlir
VIVA.co.id
Hasto Bantah Sering Komunikasi dengan Risma
- Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan simulasi pemilihan dan rekapitulasi hasil Pilkada calon tunggal di TPS 4 Kampung Citatah, Desa Sukaherang, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat dengan menggunakan dua model surat suara.

Koalisi Kekeluargaan Masih Belum Bersifat Final, kata PDIP

Dua model surat suara yang digunakan, yakni model A dan B. Model surat suara A, hanya terdapat nama pasangan calon disertai kolom pilihan setuju dan tidak setuju. Sementara model surat suara B selain berisikan nama pasangan calon (paslon) dengan kolom setuju dan tidak setuju tetapi disertai juga dengan gambar paslon.
PDIP Masih Cari Momentum Baik untuk Umumkan Cagub DKI


Terkait itu Komisioner KPU, Ferry Rizky Kurniansyah mengatakan bahwa maksud KPU menggunakan dua model surat suara tersebut adalah uji coba sekaligus melihat efektivitas model surat suara yang dibuat. Nantinya dari hasil rekapitulasi akan bisa dillihat model mana yang lebih banyak dicoblos oleh para pemilih.


"Kita lihat kecenderungan masyarakat mana yang tidak sahnya paling sedikit, itu nanti yang akan kita pakai," kata Ferry di Desa Sukaherang, Tasikmalaya Jawa Barat, Sabtu 17 Oktober 2015.


Ferry menerangkan, bisa jadi dengan model surat suara B justru dianggap mengarahkan pemilih untuk mencoblos pasangan calon bukan pada kolom setuju atau tidak setuju, tetapi pada foto paslon. Untuk itu dengan simulasi bisa dilihat hasilnya sehingga bisa dihindari penggunaan model surat suara tersebut.


"Intinya itu kalau banyak gambar yang dicbolos mending tak dipakai model surat suaranya. Jadi pakai model surat suara yang tidak pakai gambar foto paslon. Kalau memudahkan ya akan pakai itu," papar mantan ketua KPUD Jawa Barat itu.


Sementara itu sejumlah pemilih memberikan tanggapannya terkait dua model surat suara itu. Para pemilih tersebut tak merasa kesulitan dengan dua model surat suara yang diujicobakan KPU.


Keuis (41) wanita yang berprofesi sebagai staff Tata Usaha di salah satu sekolah tersebut menuturkan bahwa dirinya lebih suka model surat suara A tanpa gambar paslon. Alasannya jika terdapat gambar paslon dia merasa diarahkan untuk memilih calon tersebut.


"Yang A, tidak pakai foto. Kalau pilih B kayak diarahkan pilih calon tunggal itu," ungkapnya.


Senada dengan Keuis, Titi (50), wanita buruh tani itu menjelaskan lebih mudah surat suara model A tidak pakai gambar. Karena langsung bisa memilih kelihatan kolom setuju atau tidak setuju.


Berbeda dengan Keuis dan Titi, Atit Suryani (21) mengatakan untuk orang berumur dia beranggapan akan lebih model surat suara B yang terdapat gambar. "Tidak ada kesulitan, cuma untuk orang berumur mending pakai yang ada gambar," tutur Ibu rumah tangga tersebut.


Selain itu Yudi (35) juga mengatakan hal sama, lebih enak dan mudah dengan surat suara yang ada gambar paslonnya, daripada hanya ada kolom setuju tidak setuju. "Ada gambarnya saja, udah ada foto enak," ungkap pria pekerja swasta itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya