Anggota MPR Kunjungi Korea Utara

Perayaan 60 Tahun Gencatan Senjata Perang Korea
Sumber :
  • REUTERS/Jason Lee

VIVA.co.id - Delegasi Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat telah mengunjungi Pyongyang pada tanggal 14-16 Oktober 2015 lalu. Tujuan dari kunjungan itu adalah untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara).

Menurut pimpinan delegasi yang juga Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR, Tubagus Hasanuddin, kunjungan tersebut merupakan salah satu bentuk diplomasi Parlemen untuk memperat hubungan antara kedua negara.

Korea Utara Berambisi Tancapkan Bendera di Bulan

"Korea Utara memiliki alam yang indah dan rakyatnya hidup damai. Saya harap kedamaian ini dapat menyebar ke kawasan dan seluruh dunia," kata Hasanuddin seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pyongyang, Sabtu, 17 Oktober 2015.

Hasanuddin berharap agar persahabatan Indonesia dan Korea Utara terus terpelihara dengan baik dan kerja sama dalam berbagai bidang dapat ditingkatkan. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu dan rombongan dilaporkan melakukan kunjungan kehormatan pada Ketua Parlemen Korea Utara, Supreme People's Assembly (SPA), Choe Thae Bok.

"Ketua Delegasi MPR RI dan Ketua SPA sependapat bahwa Pemimpin Besar Kim Il Sung dan Presiden Pertama RI Soekarno telah meletakkan fondasi bagi hubungan kedua negara," demikian tertulis dalam siaran pers tersebut.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan Counselor Presidium SPA, Ho O Bom, delegasi MPR berkesempatan menyampaikan berbagai pertanyaan, antara lain mengenai rencana pembangunan Korea Utara, dan perlindungan atas penanaman modal asing.

Ho O Bom menjelaskan, resep negaranya dapat terus mempertahankan persatuan rakyat Korea dalam mendukung negara dan ideologinya adalah dengan diterapkannya prinsip: rakyat adalah Tuhan.

"Yang berarti pemerintah harus melihat rakyat sebagai tuhan dan mengabdi pada rakyat dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, tercipta kondisi dimana negara dan partai melayani serta melindungi rakyat, dan sebaliknya, rakyat bekerja sebaik-baiknya untuk pemimpin, negara dan partai," ujar Bom seperti tertulis dalam siaran pers.

Korut Retas Surat Elektronik Petinggi Korea Selatan
Tentara Korea Utara berjaga di depan roket Unha-3

Respons 'Miring' Ambisi Korea Utara Kirim Bendera ke Bulan

Korut masuk 10 negara yang berhasil dalam teknologi antariksa.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016