ARB: Pertumbuhan Harus Menjamin Pemerataan

Seminar Partai Golkar Membangun Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) menilai, harus ada target pembangunan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Tapi bukan saja dari perspektif makro, yang selama ini ingin dicapai pemerintah.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016

"Angka pengangguran, angka kemiskinan, gini rasio dan indeks pembangunan manusia, harus merupakan target-target pembangunan yang sama pentingnya dengan indikator-indikator makro yang biasanya hanya indikator makro saja yang dijadikan," kata ARB saat membuka Seminar Membangun Indonesia, Kemampuan Pemenuhan Target Pembangunan APBN 2016, di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu, 11 November 2015.

ARB juga sudah meminta Ketua Komisi XI yang juga Waketum Golkar, Fadel Muhammad untuk mendorong target pembangunan ini. Sebab bagi ARB, target pertumbuhan makro hanya menguntungkan segelintir orang saja. Dan yang diuntungkan hanya golongan orang kaya.

"Saya merasa bahwa pembangunan dengan target angka makro misal mencapai 6,7,8 persen misalnya, tidak akan berarti banyak apabila hanya dinikmati oleh segelintir kecil orang-orang yang mempunyai suatu rezeki dari pada Tuhan Yang Maha Esa," katanya.

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop

Di sisi lain, lanjut ARB, rakyat miskin akan semakin berada pada tingkat yang rendah, tidak beranjak walau kenaikan pertumbuhan ekonomi. Menurut ARB, mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen seperti yang ditargetkan pemerintah, sangat bisa dilakukan. Tapi, pertumbuhan itu tidak akan beriringan dengan pertumbuhan rakyat Indonesia sebagian besar.

ARB menjelaskan, gini rasio saat ini 0,43 persen. Tapi dia belum memahami apakah gini rasio ini ditargetkan menurun atau sebaliknya. Namun perlu ditekankan, kata ARB, APBN yang dikucurkan harus menjamin gini rasio ini terus membaik. Kemiskinan, pengangguran, dan indeks pembangunan manusia juga harus terjamin dalam APBN tersebut.

"Kalau belum bisa memenuhi target itu, ekonomi growth pun tumbuh 8 persen maka tidak ada gunanya pertumbuhan itu. Pertumbuhan itu harus berkualitas, pertumbuhan itu harus menjamin terjadinya suatu pemerataan."

Anggaran Dipotong, BPS Yakin Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen

(mus)

toko di pasar Senen

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Hanya fenomena politik jelang pilkada.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016