Sumber :
- Syaefullah - VIVA.co.id
VIVA.co.id
- Pasangan calon nomer urut 1 Pilkada Tangerang Selatan, Ikhsan Modjo dan Li Caudia Chandra, menuding Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Panitia Pengawas Pemilu Daerah (Panwaslu) yang memihak kepada salah satu calon tertentu. Namun, Li Claudia enggan menjelaskan salah satu tim sukses dari pasangan mana yang maju dalam bursa calon Walikota Tangerang Selatan.
"Tangerang Selatan ada manuver tidak sehat. Panwas yang tugas mengawasi dari awal untuk mengawasi tapi jadi tim suskes. KPU sebagai penyelenggara tapi malah tidak. Seperti curi on off, on off kan diluar ketentuan KPU," kata Claudia di Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Rabu, 9 Desember 2015.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
50% Hasil Pilkada Serentak Disengketakan ke MK
"Tangerang Selatan ada manuver tidak sehat. Panwas yang tugas mengawasi dari awal untuk mengawasi tapi jadi tim suskes. KPU sebagai penyelenggara tapi malah tidak. Seperti curi on off, on off kan diluar ketentuan KPU," kata Claudia di Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Rabu, 9 Desember 2015.
Sementara itu, Ikhsan Modjo menilai ada kecurangan permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ganda yang terjadi di Tangerang Selatan. "Keluhan kami ada DPT yang ganda, DPT fiktif maupun suara tidak tersebar secara penuh artinya orang yang mempunyai hak pilih tidak mendapatkan haknya, orang yang mempunyai haknya tidak mempunyai hak pilih," ujar Ikhsan Modjo.
Ikhsan menuding pelaksanaan Pilkada Walikota Tangerang Selatan masih banyak kekurangan dan kesiapan dari KPUD dan Panwasda. Dia mengklaim masih banyak daftar pemilih yang tidak terdaftar.
"Contohnya di rumah saya. Ketua RW tidak terdaftar dan tidak mendaptkan C6 (surat pemberitahuan untuk mencoblos), padahal sudah puluhan tahun tinggal di sini. Sementara pada saat Pemilihan Presiden semuanya terdaftar," kata dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Ikhsan Modjo menilai ada kecurangan permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ganda yang terjadi di Tangerang Selatan. "Keluhan kami ada DPT yang ganda, DPT fiktif maupun suara tidak tersebar secara penuh artinya orang yang mempunyai hak pilih tidak mendapatkan haknya, orang yang mempunyai haknya tidak mempunyai hak pilih," ujar Ikhsan Modjo.
