Kolega Tiga Agama, Doa Bersama untuk Ben Anderson

Benedict Anderson, penulis Amerika
Sumber :
  • VIVA.co.id/www.uio.no

VIVA.co.id - Kolega Indonesianis Benedict "Ben" Anderson akan mengadakan doa bersama. Menurut Keluarga Ben, Khanis Suvianita, doa bersama akan digelar di rumah kremasi Adi Jasa, Surabaya, Jumat malam, 18 Desember 2015.

“Tepatnya pada pukul 19.00,” kata Khanis di Surabaya, Kamis, 17 Desember 2015.  

Tetangga Freddy Akui Kampungnya Sarang Narkoba

Menurut Khanis, PCNU akan memimpin tahlilan. Teguh Rachmanto dari Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Surabaya akan memimpin tahlilan itu.

Mereka juga akan menggelar upacara pembacaan Paritta dan doa Tutup Peti menurut keyakinan Katolik. Untuk pembacaan Paritta akan dipimpin oleh Bhikku Tejjapunno dari Sangha Teravada Indonesia, sedangkan untuk pembacaan doa Tutup Peti akan dipimpin oleh Romo Kurdo Irianto.

Menurut Khanis, pelaksanaan upacara menurut tata cara tiga agama itu berdasarkan permintaan dari Benedict. Alasannya, hal itu merupakan bentuk cinta Benedict terhadap seluruh agama yang ada di Indonesia.

“Om Ben inginnya tercipta keharmonisan di Indonesia, makanya dia pun ingin mendapatkan doa dari seluruh umat beragama di Indonesia,” terang Khanis.

Setelah semua upacara itu dilakukan, selanjutnya jenazah Benedict akan dikremasi Sabtu, 19 Desember 2015. “Tepatnya upacaranya akan dimulai pada pukul 09.30 WIB,” ujarnya.

Ben Anderson meninggal di Batu, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 11 Desember 2015. Benedict tutup usia saat menginap di salah satu hotel di Malang.

Ben Anderson merupakan Indonesianis yang banyak menulis buku berpengaruh. Di antaranya Imagined Communities dan Revolusi Tiga Bendera.

Perjalanan karir Ben diawali pada tahun 1966 dan 1984, menjadi editor Jurnal Interdisipliner Indonesia. Pada tahun 1970 Ben menjadi pakar untuk regional Asia Tenggara.

Sejumlah pendapat kritisnya membuatnya sempat dilarang masuk ke Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru di era Presiden Soeharto. Namun, setelah Orba tumbang, dia bisa masuk kembali ke Indonesia.

Inikah Langkah Pertama Bangkitkan Persebaya Kembali?
Makam

Kiai NU Berpengaruh Wafat

Akibat kanker pankreas.

img_title
VIVA.co.id
31 Juli 2016