Cak Imin: Berkat Gus Dur, Takmir Masjid Bisa Jadi Menteri

Muhaimin Iskandar Saat Haul Gus Dur ke-2
Sumber :
  • ANTARA/ Prasetyo Utomo
VIVA.co.id
Ketimpangan Sosial Jadi Ancaman
- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar peringatan haul mantan pendiri PKB, sekaligus mantan presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di Jakarta, Selasa 22 Desember 2015.

Cak Imin: Tingkat Kesejahteraan Indonesia di Bawah Malaysia

Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, peringatan haul ke-6 ini bertujuan untuk menghadirkan kembali semangat perjuangan Gus Dur, baik dalam membela kaum lemah dan tertindas, serta ikut berperan dalam proses demokrasi di Indonesia.
Pesan Muhaimin Iskandar soal Persaingan Global


Menurutnya, Gus Dur selalu memperjuangkan nilai-nilai demokrasi demi kemajuan bangsa, bahkan hingga akhir hayatnya. Banyak kader Nadlatul Ulama maupun PKB yang menjadi pejabat berkat perjuangan Gus Dur.


"Demokrasi adalah perjuangan awal Gus Dur. Beliau memulai perjuangan Presiden secara langsung, adalah kelanjutan perjuangan demokrasi yang tidak mudah.

Bagaimana seorang takmir masjid bisa jadi menteri. Demokrasi itu memberi kesempatan bagi kita semua, termasuk NU untuk memberi warna bagi perjuangan negeri ini," ujar Muhaimin di DPP PKB, Jakarta, Selasa 22 Desember 2015.


Salah satu kebiasaan Gus Dur adalah mengunjungi makam-makam keramat. Muhaimin mengaku pernah diajak Gus Dur mengunjungi makam Pangeran Jayakarta, saat Gus Dur terancam dari kepengurusan Nadratul Ulama (NU) tahun 1994. Gus Dur berpesan untuk selalu berjuang hingga titik darah penghabisan.


"Kalau sudah kepepet, Gus Dur biasa
ngajak
ke kuburan keramat. Dia berdoa, kalau kita memang tidak dibutuhkan lagi, kita akan tetap berjuang sampai akhir. Ini bukti tanaman nilai-nilai perjuangan Gus Dur yang tidak mudah, harus kita pupuk terus," ujarnya.


Selain diikuti ratusan kader PKB, peringatan haul kali ini juga dihadiri beberapa tokoh seperti Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut B. Pandjaitan, Menpora Imam Nahrowi, budayawan Sudjiwo Tedjo, dan komika Cak Lontong. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya