- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Usai Mahkamah, PPP kubu Romahurmuzy menyambangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. Kali ini giliran pimpinan kubu Djan Faridz, tak mau kalah mengunjungi kantor Luhut Binsar Pandjaitan tersebut.
Wakil Ketua Umum PPP Habil Marati dari kubu Muktamar Jakarta mengatakan, maksud kedatangannya tak lain untuk mencari dukungan agar proses islah di partai berlambang kabah itu bisa terjadi tanpa harus menggelar muktamar.
"Kami ingin islah tidak keluar dari putusan MA. Karena nanti (muktamar) ada potensi untuk digugat lagi," ujar Habil di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat, 29 Januari 2016.
Habil mengklaim, usulan tersebut mendapat respons baik dari mantan Kepala Staf Kepresidenan itu.
"Pak Luhut sangat respek dan konsen dengan ide tersebut. Metodelogi islah tanpa Muktamar tersebut sebagai solusi dan saya kira pemerintah akan mendukung," tegas dia.
Meski tidak ada Muktamar Islah, kata Habil, pihaknya mengusulkan adanya kocok ulang formatur di kepengurusan Muktamar Jakarta. Namun saat ditegaskan, apakah kocok ulang tersebut juga akan mengganti posisi Ketua Umum, dia enggan menjawab.
"Intinya menjalani putusan MA, kemudian baru ada kocok ulang formatur. Tapi dengan Romi itu belum ketemu, substansinya sudah ketemu. Kita juga belum bicara masalah Ketua Umum, kita bicara dulu reposisi islah," kata dia menegaskan.
Sebelumnya, Mahkamah Partai PPP menyambangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kamis 28 Januari 2016 kemarin. Mahkamah PPP tersebut datang untuk sekedar berbincang mengenai masa depan partai berlambang Ka'bah itu.
Dalam kesempatan tersebut Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa pertemuan itu pada intinya hanya membahas bahwa Mahkamah Partai menginginkan kedua kubu yakni kubu Djan Faridz dan kubu Romahurmuzy bisa berdamai atau islah.
Acara PPP Djan Faridz Dilempar Molotov, Satu Orang Tewas
Satu korban lainnya, mengalami luka parah.
