Reshuffle Kabinet, Jokowi Perlu Pilih Sendiri

Presiden Jokowi saat mengumumkan komposisi pertama Kabinet kerja pada Oktober 2014
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ezra Natalyn
VIVA.co.id
Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi
- Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M. Massardi menilai Presiden Joko Widodo masih perlu melakukan kocok ulang jilid II atas Kabinet Kerja. Namun, Jokowi diminta memilih langsung calon menterinya dan tak perlu mendengarkan banyak "bisikan" politik.

Reshuffle Tak Pengaruhi Aturan TKDN
"Reshuffle untuk mengembalikan kepercayaan publik bahwa ada pemerintahan. Reshuflle harus atas penunjukkan (dari) dirinya sendiri. Sekarang harus 100 persen Jokowi sendiri," kata Adhie dalam diskusi Reshuffle Kabinet: Mengembalikan Kepercayaan Publik di Dunkin Donuts Menteng, Jakarta, Minggu 14 Februari 2016.

Begini Respons Negara Islam Terkait Sri Mulyani
Adhie berpendapat, pemerintahan saat ini pada awalnya mendapatkan kepercayaan masyarakat. Apalagi, Jokowi didampingi Jusuf Kalla yang dianggap mumpuni, sehingga mereka akan bisa memilih orang-orang yang kompeten di kabinet. Sayangnya, menurut dia, keprcayaan masyarakat makin tergerus karena ada anggota kabinet yang tidak sesuai harapan masyarakat.

"Kabinet lebih dari 70 persen disusun JK. Ada nama yang diberikan partai diberikan pada JK. JK lakukan seleksi. Tapi dalam perjalanan kabinet ini, kita tidak yakin memiliki pemerintahan sebab persoalan berkembang pesat," kata Adhie lagi.

Adhie mencontohkan, pemerintah harus memperhatikan penutupan sejumlah perusahaan besar di Indonesia yang berdampak pada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan perusahaan. Namun, kementerian-kementerian terkait, menurut dia, tidak bisa memberikan penjelasan yang memuaskan untuk kasus-kasus tersebut. 

"Ini, karena menteri teknisnya tidak paham. Lalu, renegosiasi Freeport. Padahal, kalau ada figur-figur yang terpercaya bisa dikatakan pemerintahan ini ada," kata Adhie. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya