Dari Diskusi Tolak Revisi UU KPK

Buya Syafii: Kita Defisit Negarawan, Berjibun Politikus

Ahmad Syaf'ii Ma'arif (kanan)
Sumber :
  • VIVAnews/Daru Waskita

VIVA.co.id – Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif meresahkan pemilihan rektor yang saat ini sarat transaksi. Meski menuding ada dugaan transaksi tersebut, ia tidak menyebutkan universitas yang dimaksud.

Buya Syafii Harap Pemerintah Berjiwa Besar Dikritik Tangani Pandemi

"Saya didatangi dari orang Poso. Mereka resah dengan pemilihan rektor. Mereka ingin perubahan tapi tetap status quo. Untuk jadi rektor sudah main transaksi. Jadi kalau perguruan tinggi begini, pada siapa lagi kita mengadu. Di pesantren, kiai jadi broker," kata Syafii dalam diskusi Tolak Rencana Revisi UU KPK di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Kamis, 18 Februari 2016.

Ia menuding pemilihan rektor bukan lagi soal guru besar. Tapi ada kekuasaan menteri 35 persen untuk pemilihan rektor tersebut. Menurutnya, bisa dikatakan gila karena menteri memiliki hak menentukan rektor sebanyak 35 persen.

Zulhas, Hatta dan Soetrisno Bertemu Buya Syafii Maarif, Bahas Apa?

"Kita defisit negarawan, defisit hati nurani, defisit kepekaan, dan berjibun politisi. Yang ironis, dari sekian banyak pemerintah ganti, yang sudah jadi pasien KPK berapa? Orang pandai sekali bersandiwara. Berpura-pura," kata Syafii.

Menurut Syafii, untuk mengubah hal tersebut, diperlukan keberanian. Sehingga menjadi orang baik saja tidak cukup. Meski begitu, ia menilai jangan berputus asa.

Sesepuh Muhammadiyah Surati Jokowi soal COVID-19: Bangsa Bisa Oleng

"Tapi tidak boleh putus asa. Di ujung lorong masih ada cahaya," katanya. (ase)

Ahmad Syafii Maarif.

Kena Serangan Jantung Ringan, Buya Syafii Dirawat di Rumah Sakit

Buya Syafii sudah dua minggu menjalani perawatan di RS karena penyakit yang dideritanya. Ia diharuskan beristirahat total dan tidak boleh dijenguk.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022