Komisi X Menolak Keras Wacana Pengangkatan Rektor dari Asing

Anggota Komisi X DPR RI, Popong Otje Djundjunan
Sumber :

VIVA.co.id – Anggota Komisi X DPR Popong Otje Djundjunan (Ceu Popong) menolak keras wacana pengangkatan rektor dari negara asing untuk perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia.

Yandri Susanto dari Fraksi PAN Jadi Ketua Komisi VIII

Menurutnya, itu gagasan yang menghina bangsa Indonesia.

"Mungkin maksudnya pemerintah itu baik, supaya PTN kita berkelas dunia. Tapi, kalau saya melihatnya dari sisi harga diri, kan sama dengan menghina rektor-rektor yang ada sekarang. Menurut saya pribadi, sama dengan menempeleng muka sendiri. Saya pemikirannya begitu," ujarnya di Senayan, Selasa 7 Juni 2016.

Sepakat Revisi UU MD3, Dua Fraksi Ini Beri Catatan

Ia menyatakan, perlu ada kajian dan bukti bahwa memang rektor asal Indonesia tidak berhasil memimpin PTN. Jika tidak, menurutnya, wacana itu tidak pantas dilakukan.

"Kudu disurvei dulu atuh, bahwa rektor perguruan tinggi negeri kita itu bodoh-bodoh. Kalau survei sudah menunjukkan bahwa memang rektor kita itu blo'on, apa boleh buat. Tapi saya yakin rektor-rektor kita tidak bodoh kok," ujarnya.

Mungkinkah RUU Perlindungan Data Pribadi Selesai dalam 4 Bulan?

Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat I ini menduga para rektor yang akan ditugaskan oleh pemerintah Indonesia berasal dari Cina. Dia tidak yakin dengan WNA menjadi rektor akan membuat perguruan tinggi di Indonesia menjadi bertaraf internasional.

"Sepertinya, orang RRC itu sudah ngabring (berbondong-bondong, red) ke sini. Dimulai dengan buruh-buruhnya bekerja di Indonesia sehingga buruh kita ketar-ketir," ujarnya.

Selain itu, Ceu Popong juga curiga pemerintah akan menggunakan alasan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan globalisasi untuk menghalalkannya.

"Memang betul aturannya seperti itu, sekarang orang asing manapun bisa bikin hotel, bisa bikin restoran, bisa bikin sekolah, bisa bikin rumah sakit, dokter-dokter bisa praktek di mana-mana, kan begitu. Tapi kalau ujug-ujug ganti rektor, mikir seribu kali dululah," kata politikus Partai Golkar itu.
 
Bahkan Ceu Popong sesumbar masih sanggup menjadi rektor dibandingkan memberi kesempatan itu pada WNA.

"Jujur saja, saya juga masih sanggup jadi rektor, daripada impor orang asing. Bukan saya sombong," ujarnya.  (Webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya