Memindahkan Makam Bung Karno ke Bogor, Seberapa Mungkin?

Pemakaman Bung Karno pada 1970.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Amanah terakhir Presiden pertama Indonesia, Soekarno untuk dimakamkan di Bogor masih belum terlaksana hingga kini. Salah satu anak Soekarno, Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri, mengatakan sejak awal ingin agar ayahnya bisa dimakamkan di Bogor sesuai wasiatnya.

Jelang Laga Panas, Kenali Awal Mula Istilah 'Ganyang Malaysia'

"Kalau saya dari awal memang ngga setuju bapak di Blitar, itu kan arahannya Soeharto. Jadi saya berpegang pada amanah Bung karno yang maunya di Bogor," kata Sukmawati saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu, 22 Juni 2016.

Ia pernah berusaha agar makam Soekarno dipindahkan ke Bogor. Persoalannya keluarga tak semuanya setuju. Misalnya Megawati Soekarnoputri yang keberatan kalau makam proklamator itu dibongkar.

Patung Bung Karno Tertinggi di Dunia Berdiri di Semarang

"Saya berpegang pada amanah yang punya tulang. Kalau bapak amanah mau di Bogor harusnya diikuti yang punya amanah, tidak ada siapapun," kata Sukmawati.

Ia menambahkan persoalan lainnya sudah bertahun-tahun diadakan acara di Blitar. Lalu pemindahan makam tersebut juga harus mendapatkan keputusan resmi presiden atau pemerintah.

Rumah Tempat Lahir Bung Karno Jadi Wisata Edukasi, DPRD Mendukung

"Harus dengan kajian mendalam. Bogornya di mana, apa kompleks rumah sendiri atau taman makam pahlawan Bogor," kata Sukmawati.

Pelaksanaan wasiat yang tak kunjung terlaksana membuat Sukmawati harus tiap tahun bolak balik Jakarta-Blitar. Apalagi salah satu istri Soekarno, Dewi yang masih hidup juga berada di Jakarta.

"Kami tinggal di Jakarta. Kalau dimakamkan di Bogor sejam sudah bisa ziarah kapanpun. Di Blitar, kita dijauhkan," kata Sukmawati.

Ia menilai tak seharusnya juga makam Soekarno terpisah dari makam istri-istrinya, Fatmawati dan Hartini yang sudah wafat. Padahal, ketiganya merupakan istri yang sah.

"Jadi harusnya beliau makamnya lengkap dengan dua istri yang sudah wafat dan buat istri ketiga harus jadi satu kompleks. Makam dua istrinya di Karet. Itu kan menyedihkan sekali. Soeharto enak makamnya sudah dengan istri. Gimana bapak saya di Blitar, ibu saya di Jakarta, kan selalu membuat perasaan sedih, saya nggak mau kualat," kata Sukmawati.

Tulang Hilang?

Ia tetap ngotot ingin makam Soekarno dipindahkan. Ia juga penasaran apakah tulang ayahnya masih tersimpan di Blitar. Alasannya, sempat ada renovasi makam Soekarno saat periode Soeharto.

"Saya ada dengar-dengar katanya bisa saja tulang bapak nggak ada di situ. Karena waktu acara renovasi dari keluarga nggak ada yang diundang untuk menyaksikan. Pimpinan proyeknya Pak Siswono," kata Sukmawati.

Ia menegaskan bahwa tugasnya saat ini belum selesai. Ia ingin agar semua istri Soekarno bisa dimakamkan satu kompleks dengan Presiden pertama Indonesia itu.

Seperti diketahui, Bung Karno meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, pada 21 Juni 1970. Sebelum wafat, proklamator Indonesia itu menyatakan bahwa ia ingin dimakamkan di Batu Tulis, Bogor, di daerah Priangan yang sejuk.

"Saya berharap rumah terakhir saya dingin, terletak di pegunungan, di daerah Priangan yang subur, di mana saya bertemu pertama kali dengan petani Marhaen," kata Bung Karno dalam otobiografinya yang ditulis Cindy Adams.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya