Dimas Kanjeng Telah Melantik 150 Sultan

Tim Kunjungan Spesifik (Kunspek) Komisi III DPR RI di Mapolda Jatim
Sumber :

VIVA.co.id – Dimas Kanjeng Taat Pribadi sudah mau buka suara. Hal itu dia lakukan saat Tim Kunjungan Spesifik (Kunspek) Komisi III DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Benny K Harman didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji menemuinya di Mapolda Jatim, Sabtu 1 Oktober 2016.

Momen Komnas Perempuan Diusir DPR karena Telat Hadir Rapat

Dalam pertemuan tersebut Anggota Komisi III DPR, Akbar Faisal (F-NasDem) bertanya, apakah Dimas Kanjeng itu seorang Kyai dan berapa jumlah sultan yang telah dilantiknya.

Dimas Kanjeng mengaku bukan Kyai dan dia juga tidak merasa sebagai Kyai. "Saya orang biasa-biasa saja karena di sana bukan pesantren tapi padepokan. Kalau padepokan itu umum, nasional. Kalau pesantren khusus keagamaan," katanya.
 
Pemilik Padepokan yang kini heboh ini mengaku bahwa telah melantik kurang lebih 150 sultan yang tersebar di seluruh Indonesia. "Jadi saya tunjuk sendiri," jelasnya.
 
Saat ditanya tentang tugas sultan, Dimas Kanjeng tidak bisa menjawab. Dia kemudian menegaskan, tidak ada tugas khusus terkait dengan sultan.
 
Sementara Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman, mempertanyakan, cerita tentang Dimas Kanjeng yang mempunyai kekuatan mistik yang dapat mengadakan uang, apakah dapat dibuktikan dihadapannya. Kemudian, ditanyakan pula, ada kalender meja dengan foto anda bersama Presiden RI Jokowi, Kapolri, Panglima TNI, itu foto benaran atau foto kropingan? tanya politisi Partai Demokrat seraya menambahkan permasalahan apa sehingga bisa ditahan oleh Kepolisian.
 
Dimas Kanjeng menjawab dengan santainya, dirinya kadang-kadang bisa kadang-kadang tidak. "Mohon maaf, sejak saya masuk tahanan tidak konsentrasi lagi dan yang mendatangkan uang itu guru saya," ujarnya.
 
Dia menegaskan bahwa foto-foto dengan pejabat yang di kalender meja itu benaran, bukan editan. Dia mengaku pernah diundang resmi ke Istana Negara dalam acara Maulid Nabi, pelantikan Ketua KPK dan peringatan 17 Agustus. Pengundangnya adalah Deputi Sekretariat Presiden RI Yudhi Wijaya.
 
Dimas mengatakan, masuk tahanan Polisi karena ada laporan soal pembunuhan Abdul Ghani dan soal penipuan. "Oleh karena itu saya berjanji dan bertanggungjawab akan mengganti uang itu. Kalau soal pembunuhan kita ketemunya di sidang pengadilan saja," ujar dia.
 
Dalam pertemuan tersebut, Anggota Komisi III DPR yang membidangi masalah hukum itu sempat menggali niat untuk memulangkan para pengikut Dimas Kanjeng yang masih berada di padepokan dan mengatakan bahwa kasus ini sudah berakhir.
 
Dimas Kanjeng menolak mengimbau pengikutnya pulang dari padepokannya. Ia beralasan, hati pengikut-pengikutnya sudah terpupuk karena sebelumnya sudah diberi motivasi oleh Abah Ilyas dan Abah Dofir. Dimas Kanjeng juga tidak merasa menyesal atas perbuatannya.

Bambang Pacul Bakal Dilantik Jadi Ketua Komisi III DPR Sore Ini

"Saya punya niat baik. Di padepokan ada visi dan misi yang harus dilaksanakan, karena melakukan sesuatu yang benar," ujarnya.
 
Sementara itu, Bahrudin Nasori dari Fraksi Kebangkitan Bangsa merasa keberatan kalau di padepokan disebut santri. Terus terang saja, kata Bahrudin, itu mencoreng santri-santri yang ada di pesantren.

"Jadi sejak hari ini, detik ini juga Anda tidak boleh bicara santri lagi, bilang saja pengikut," katanya. (www.dpr.go.id)

Terseret Kasus Bansos, Ketua Komisi III Herman Hery Diperiksa KPK
Komisi III DPR menemui Kapolda Jateng dan Gubernur Jateng membahas Desa Wadas

Komisi III DPR soal Desa Wadas: Ganjar Pranowo Akui Ada Kekurangan

Rombongan Komisi III DPR RI menemui Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di Mapolda Jateng, membahas konflik Desa Wadas

img_title
VIVA.co.id
11 Februari 2022