Pilkada Jakarta 2017

Ahok Lecehkan Alquran, Pengurus DPP Golkar Mundur

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat hadiri Musda DPD DKI Golkar.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Ketua Departemen bidang Energi dan Energi Terbarukan DPP Golkar, Dedy Arianto menyatakan pengunduran dirinya dari kepengurusan partai. Dedy mundur karena tidak sepaham dengan partainya yang mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

"Pertama, tidak sesuai dengan akidah saya. Ahok telah melukai perasaan umat Muslim. Karena sebelumnya, beberapa kader partai sudah membuat rilis meminta untuk mempertimbangkan kembali dukungan terhadap Ahok," kata Dedy saat dihubungi VIVA.co.id, Senin, 10 Oktober 2016.

Karena permintaan untuk mempertimbangkan tak digubris, kemudian Dedy makin mantap mundur setelah Ahok telah melukai umat Islam dengan melecehkan Alquran, surat Al Maidah 51.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

"Kalau bahasa kasarnya saya bilang ke DPP, masa partai nyuruh saya pindah agama, saya mau. Kalau ini kan bicara soal keyakinan. Kalau saya masih bertahan di kepengurusan, artinya saya masuk dalam golongan mereka. Itu menurut keyakinan yang saya yakini, artinya saya pindah agama. Jadi saya tak bisa," kata Dedy.

Dedy mengatakan sedang mengurus pengunduran dirinya ke partai. Ia menjelaskan bukan hanya dirinya yang tidak setuju dengan calon yang diusung Golkar. Persoalannya mereka bukan pengurus partai, sehingga tidak memiliki kewenangan untuk menolak.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

"Pengurus cuma saya, kalau yang lain bukan pengurus. Ada yang pengurus, tapi dia lebih baik diam. Jadi dia tetap ada di dalam, tapi itu sah saja. Yang pengurus cuma saya saja yang berani mengundurkan diri," kata Dedy.

Dedy mengatakan, saat ini masih menjadi kader Golkar dan tidak mundur dari partai tersebut. Kalaupun ada sanksi dari DPP Golkar berupa penarikan kartu anggota Golkar, maka ia siap dan mempersilakan.

"Itu hak partai. Saya terima risiko apapun," kata Dedy.

Adapun sejumlah kader Golkar lainnya yang tak setuju dengan pencalonan Ahok, dukungan mereka terbelah untuk dua pasang lain, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya