Sisa Dana Kampanye Ahok-Djarot Siap Diserahkan ke Kas Negara

Pasangan calon gubernur dan wakil, Basuki Tjahja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam kampanye akbar beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Tim pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat telah menghimpun dana kampanye sebesar Rp60,1 miliar.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017

Dari total jumlah itu, Bendahara Tim Basuki-Djarot, Charles Honoris, mengatakan selama kampanye dilaksanakan dalam kurun waktu 3,5 bulan, tercatat sudah Rp53,6 miliar dikeluarkan dari kas. Sementara saldo yang tersisa sebanyak Rp6,4 miliar.

"Sehingga masih ada Rp6,4 miliar yang belum digunakan. Kami akan konsultasi ke KPU DKI apa harus diserahkan ke kas negara atau apa," kata Charles di rumah pemenangan Basuki-Djarot di Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu, 12 Januari 2017.

SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017

Dari sisa Rp6,4 miliar, Charles mengatakan, ada dana sebesar Rp1,7 miliar yang diketahui belum dilengkapi surat pernyataan penyumbang yang resmi sebagaimana dikeluarkan KPU DKI Jakarta.

"Ada 2.000 partisipan yang belum bisa digunakan untuk pembiayaan kegiatan kampanye. Yang pasti dana Rp1,7 miliar itu tidak lengkap, sehingga kemungkinan harus disetor ke kas negara," katanya.

Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax

Menurut Charles, KPU juga harus menentukan aturan peruntukan sisa dana kampanye bagi tiap pasangan calon yang sudah mengumumkan laporan keuangannya. Sebab, dana kampanye yang terkumpul masuk ke kas tim pemenangan merupakan sumbangan dari 12 ribu warga yang harus dipertanggungjawabkan.

"Belum ada rencana uang digunakan untuk apa. Harus tanya ke Pak Ahok kegiatan sosial atau apa. Bisa saja kami terus ke kas negara," kata Charles.

Dana kampanye yang terkumpul sejak 29 Oktober 2016 hingga 5 Januari 2017 kebanyakan dikeluarkan untuk biaya kampanye kepada umum sebesar Rp24,5 miliar. Selain itu, ada pertemuan terbatas yang dibiayai hingga Rp9,2 miliar, kampanye tatap muka Rp7,3 miliar, rapat umum  Rp5,3 miliar, operasional posko Rp1,4 miliar dan yang terakhir penyelenggaraan “Konser Gue 2” menghabiskan dana sekitar Rp5,3 miliar.

Charles mengatakan, partai politik pendukung tak mengeluarkan dana untuk kegiatan kampanye kali ini. Bahkan menurutnya, kandidat Ahok-Djarot hanya menyumbang Rp1.000.000. "Dari pasangan calon sendiri masing-masing sebesar Rp500.000," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya