Perindo Sudah Mulai Jadi Ancaman Bagi Partai Senior?

Partai Perindo saat deklarasi dukung Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta pada 14 Maret 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA.co.id – Sebuah lembaga konsultan politik Polmark Research Center Indonesia merilis hasil exit poll yang menempatkan partai muda sekelas Perindo berada di posisi keempat dari 13 partai politik yang dipersaingkan. Peringkat Perindo berada di bawah Partai Keadilan Sejahtera yang berada di urutan ketiga. Sementara dua partai yang menempati posisi puncak ialah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra.

Caleg Perindo Polisikan Caleg Hanura gara-gara Dugaan Penipuan CPNS

Alhasil, publik pun bertanya-tanya apakah benar posisi partai muda seperti Perindo kini telah menjadi ancaman bagi partai-partai senior lainnya?

Menurut Direktur Operasional PollMark Indonesia Maikal Febriant rilis exit poll yang beredar itu merupakan data internal yang bocor dan tak pernah dirilis secara resmi. Data itu juga disebutkan Maikal bukan merupakan perhitungan secara nasional, karena hanya berlaku untuk peta politik di DKI Jakarta. 

Hary Tanoe Minta Jokowi Ceritakan Kunci Suksesnya

"Sejak awal kita tidak pernah mempublikasikan hasil exit poll, ini sebenarnya hanya untuk teman-teman juru bicara partai sebagai bekal mereka untuk bicara, ini internal tapi ternyata bocor. Saya tegaskan ini bukan data nasional," kata Maikal kepada Apa Kabar Indonesia Pagi, tvOne, Senin 24 April 2017.

Terkait hal ini, Maikal menjelaskan jika survei memang dilakukan pada 19 April 2017 lalu saat hari pencoblosan dengan tingkat margin error 3,4 persen. "Saya memang langsung dihubungi teman-teman daerah, apakah ini data nasional, bukan ini peta DKI," kata dia lagi.

Sekjen Parpol Pendukung Jokowi Kumpul, Rampungkan Timses

Dia menjelaskan, kenaikan Perindo di posisi keempat di DKI akibat banyak faktor. Yang terbesar adalah efek dari Pilkada DKI Jakarta, di mana mereka memang bagian dari dukungan terhadap pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno. Apalagi faktor ketokohan memang cukup berpengaruh pada Pilkada DKI. Jika sebelumnya faktor mesin partai disebut akan mendongkrak suara calon, kasus di Jakarta tidak demikian. 

"Perbedaan pilkada dan pileg memang ketokohan. Di DKI, partai justru ikut terdongkrak setelah memilih Anies-Sandi," kata dia.

Sementara itu, menurut pakar komunikasi politik Lely Arriane, melesatnya Perindo dalam exit poll Polmark biasa-biasa saja, sebab pamor partai memang fluktuatif.

Dia mengakui Perindo terkerek naik setelah mendukung Anies-Sandi di Pilkada DKI. "Ini juga terjadi pada Demokrat yang nampak terjun bebas, dan ini biasa, karena sesuatu yang terjadi. Di Jakarta, masyarakat tidak melihat partai, tetapi ketokohan, dan partai akan terkerek naik jika mereka melakukan dukungan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya