Tak Intervensi Kasus Ahok, Suara Jokowi Ungguli Prabowo

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting, atau SMRC, menempatkan Joko Widodo masih unggul dari Prabowo Subianto. Tingkat elektabiltas Jokowi 53,7 persen, sedangkan Prabowo Subianto 37,2 persen.

Prabowo Kumpulkan Sekjen Partai Koalisi

Politisi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menilai, angka Jokowi yang tinggi itu karena publik memahami Presiden RI ke-7 itu bisa netral dalam persoalan yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok.

Maka dengan sikap itu, publik masih mempercayai Jokowi, sehingga elektabilitasnya jauh meninggalkan Prabowo.

Perkuat Dukungan, Prabowo Dijadwalkan Kampanye di Malang

"Ini bisa dibuktikan bahwa Jokowi tidak melakukan intervensi kemenangan, atau kasus hukum Ahok. Kalau Jokowi intervensi, pasti rakyat tidak percaya. Di sini, Jokowi bisa mengambil posisi sebagai negarawan dalam ujian yang tidak mudah dilihat publik secara luas,” jelas Maruarar, dalam siaran persnya, Jumat 9 Juni 2017.

Untuk itu, ia meminta semua pihak menerima itu. Selain itu, pria yang akrab disapa Ara ini menilai, tingginya elektabilitas Jokowi, lantaran masyarakat melihat kinerja pemerintahan selama tiga tahun ini.

Jokowi Dalami Isu yang Berkembang di Media Hadapi Debat Pilpres

"Ini bisa dijelaskan melalui data survei. Pubik menilai pemerintah mampu menjalankan ekonomi lebih baik dan berkeadilan,” lanjut anggota DPR ini.

Menurut dia, publik juga percaya dengan sikap pemerintah yang tegas terhadap persoalan Pancasila dan kebhinekaan. Di mana, dalam setiap kesempatan, Jokowi selalu mengatakan akan menggebuk kalau ada organisasi, atau pihak tertentu yang tidak ingin Pancasila.

"Ungkapan gebuk menunjukkan bahwa Jokowi meningkatkan levelnya. Dunia usaha menginginkan ada kepastian hukum. Tidak ada sebuah pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkeadilan tanpa stabilitas politik. Stabilitas politik di era Jokowi, tidak dilakukan secara represif, tetapi dengan penegakan hukum. Tanpa tebang pilih,” kata Ara.

Seperti diketahui, hasil survei yang telah dilakukan oleh SMRC untuk menunjukkan apabila pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan dipilih.

Saat dilakukan simulasi head to head, dihasilkan elektabiltas Jokowi sebesar 53,7 persen. Sementara elektabilitas Prabowo Subianto jauh di bawah yakni 37,2 persen.

Sementara itu, penilaian atas kondisi ekonomi, politik, dan keamanan relatif stabil. Yakni 44,4 persen merasa ekonomi rumah tangga lebih baik dibanding tahun lalu, 62,3 persen optimistis keadaan ekonomi keluarga akan lebih baik tahun depan. Sementara itu, penilaian atas kondisi ekonomi nasional juga cenderung positif, yakni sebesar 57,1 persen.  

Survei nasional ini dilakukan pada 14-20 Mei 2017 dengan melibatkan 1.350 responden yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dari total populasi nasional yang sudah memiliki hak pilih pada pemilihan umum, yakni mereka yang berumur 17 tahun, atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilaksanakan. Margin eror survei ini rata-rata +/- 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya