Pilpres 2019, Bisa Saja Gatot Nurmantyo Tantang Jokowi

Presiden Jokowi bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - DPR sudah mengesahkan Undang-undang Pemilu yang baru. Di dalamnya terdapat syarat ambang batas presiden, sebesar 20 persen kursi di DPR dan 25 persen suara sah secara nasional.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana

Berdasarkan ketentuan itu, untuk menjadi calon presiden, atau capres pun menjadi berat. Alasannya, tidak semua partai bisa memenuhi syarat tersebut.

Ahli komunikasi politik, Effendi Gazali mengemukakan bahwa syarat itu menunjukkan bahwa Pilpres 2019, tidak akan jauh berbeda dengan Pilpres 2014. Saat ini, hanya dua calon yang bertarung, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Kata Istana soal Kabar Jokowi Bakal Anugerahkan Satyalencana ke Gibran dan Bobby

"Dengan adanya ambang batas 20 persen, berarti akan ada head to head. Kalau nol persen banyak, kalau ada ambang batas itu hanya dua calon, head to head," kata Effendi dalam acara Indonesia Lawyers Club di tvOne, Selasa malam, 25 Juli 2017.

Effendi juga mengakui bahwa satu calon dari dua calon yang kemungkinan maju pada Pilpres 2019 yang dilaksanakan serentak dengan Pemilihan Legislatif itu adalah Jokowi. Namun, apakah lawannya juga Prabowo?

Budi Gunadi Klaim Berhasil Jadi Menkes Karena Jokowi Tidak Pernah Masuk Rumah Sakit

"Jokowi dengan siapa? Pada sisi lain, enggak mesti Prabowo. Undang-undang sudah lolos. Saya bertemu dan ngobrol dengan teman-teman dari Nasdem, PPP, PAN, secara individu-individu. Kita mengusung Gatot Nurmantyo sebagai calon presiden," kata Effendi menirukan pernyataan dari teman-temannya itu.

"Ini jadi menarik. Konstelasinya head to head, begitu undang-undang sudah sama-sama disahkan, yang lain enggak mau voting. Kenapa enggak, Gatot Nurmantyo sebagai capres juga boleh. Jangan membayangkan Jokowi-Prabowo, banyak yang lain," ujar Effendi.

Mendengar pernyataan itu, pembaca acara ILC, Karni Ilyas pun bertanya apakah Effendi mendapat bisikan dari pihak-pihak tertentu tentang kemungkinan pencalonan Gatot sebagai presiden? Effendi pun membantahnya.

Dalam kesempatan itu, Effendi juga menyampaikan adanya ambang batas presiden menguntungkan para konsultan politik. Karena, mereka sudah sejak awal bisa membaca bahwa Pilpres akan diikuti oleh dua calon, atau pasangan saja.

Apakah yang disampaikan Effendi itu benar? Kita lihat sama-sama pada 2019 mendatang. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya