Waketum Gerindra Dilaporkan ke Polisi

Sekertaris DPC PDIP Kota Depok, Totok Sardjono
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Tudingan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Uyono, yang menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) berbuntut panjang. Di Depok Jawa Barat, sejumlah kader PDIP ikut melaporkan kasus itu ke kantor polisi.

Anggota Fraksi PDIP Wajib Bagi-bagi Sembako dengan Tas Bergambar Puan

“Yang jelas kami semua keluarga besar PDI Perjuangan merasa sakit, merasa sedih. Ini tidak saja menghina dengan kata-kata tapi juga menghina marwah PDI Perjuangan. Kami disamakan PKI, kami dibilang penipu rakyat, bahkan kawan partai politik lainnya yang tergabung dalam koalisi pemerintahan Jokowi dikatakan tidak waras. Saya rasa ini sudah berlebihan,” kata Sekertaris DPC PDI Perjuangan Kota Depok, Totok Sardjono, usai membuat laporan di Mapolresta Depok, Kamis 3 Agustus 2017.

Totok menjelaskan, kader PDI Perjuangan sejak masuk pintu kantor sudah diajarkan ideologi Pancasila. Sehingga tudingan yang disebut oleh Arief sangat keliru.

Gerindra Cium Aroma Pilkada dalam Penanganan Covid-19 di Depok

“Maka ketika kami disamaratakan dengan PKI yang notabenya adalah partai komunis sesuai dengan tap MPR 66 yang telah dihapus, karena dinyatakan sebagai partai terlarang, itu artinya telah menginjak-nginjak harkat martabat kita,” katanya menambahkan.

“Untuk itu hari ini kami mengajak semua ketua pimpinan anak cabang PDI Perjuangan Kota Depok untuk menyampaikan keberatan dan tuntutan kami kepada aparat hukum agar bisa mengusut tuntas kasus ini,” ujarnya menegaskan.

Kocak, Andre Rosiade Pesan Tiket Debat RR vs Luhut Bahas Utang Negara

Untuk menindaklanjuti kasus ini, pria yang akrab disapa Totok Towel itu juga membawa barang bukti, di antaranya adalah pernyataan Arief yang telah beredar di sejumlah media online. “Kami juga bawa screenshot yang dilakukannya, yakni penghinaan terhadap kami (PDI Perjuangan),” ujarnya.

Totok menegaskan, meski Arief telah meminta maaf, namun kasus ini harus tetap diproses. “Permintaan maaf beda masalahnya, justru sebaliknya, permintaan maaf membuktikan bahwa yang bersangkutan benar-benar bersalah,” ujarnya didampingi puluhan kader PDI Perjuangan.

Dia menambahkan, apa yang dilakukannya dan sejumlah kader PDI Perjuangan Kota Depok adalah murni pergerakan inisiatif. “Kami tidak ada instruksi dari partai, ini adalah kesadaran kami, partai kami dihina. Ibu Mega adalah orang yang selalu diam. Saya rasa sekelas kaliber beliau tidak perlu meladeni dia (Arief), cukup saya, Totok Towel yang meladeni,” kata Totok sambil memperlihatkan surat laporan polisi.

Sementara itu, guna penyelidikan lebih lanjut kasusnya kini ditangani Unit Kriminal Khusus Polresta Depok. (mus)      

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya