Pilkada Jabar Tidak Mainkan Isu Politik Identitas

Ilustrasi melipat surat suara Pilkada
Sumber :
  • Antara/ Dedhez Anggara

VIVA – Direktur Populi Usep S Akhyar menilai isu politik identitas tak akan 'dimainkan' dalam Pilkada Jawa Barat. Sebab, memang tak ada identitas yang mencolok dari calon-calon yang muncul.

Surat Gembala Uskup Ruteng: Tegakkan HAM dan Hindari Politik Identitas

"Jawa Barat jadi pemasok massa terbanyak dalam kasus penistaan agama di Jakarta. Ada yang jalan kaki dari Priangan Timur. Sangat kental politik identitas. Tapi, apakah akan dibawa ke (Pilkada) Jawa Barat? Tergantung calon siapa yang akan maju," kata dia, di Jakarta, Rabu 8 November 2017.

Ia juga mengatakan dalam beberapa gelaran Pilkada DKI Jakarta sebelumnya, isu politik identitas tak terjadi. Hanya tahun inilah isu tersebut mudah dimainkan.

BRIN: Politik Identitas sedang Tidur Pada Pemilu 2024 tapi Bisa Bangkit Lagi

Sebab, calon-calon yang maju sangat berbeda dari sisi agama dan etnisnya. "Sentimen suku dan agama mudah dimainkan. Di Jawa Barat identitasnya biasa. Kalau mau dilihat, ya, siapa yang paling religius? Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi atau Ridwan Kamil," paparnya.

Usep menambahkan masyarakat tak memetakan apakah itu Islam nasionalis atau radikal. Kecuali, kalau ada identitas yang sangat mencolok seperti di Jakarta. "Di Jawa Barat, kalau ditanya siapa yang lebih religius? Itu tak akan pengaruh banyak," tutur dia.

Mahfud MD: Politik Identitas di Pemilu 2024 Sudah Berkurang
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja (kanan) bersama Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty (tengah) dan Herwyn J H Malonda saat berdoa bersama sebelum memulai kegiatan puncak acara Peringatan HUT Bawaslu” di Jakarta, Minggu, 21 April 2024.

Ketua Bawaslu Kenang Kantornya Jadi Saksi Kerasnya Politik Identitas hingga Dibom Molotov

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengenang gedung lembaganya yang berada di Jalan M. H. Thamrin Nomor 14, Menteng, Jakarta Pusat, sebagai saksi politik identitas.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024