Publik Benci Parpol, PSI Ingat Pesan Ali bin Abi Thalib

Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, Raja Juli Antoni.
Sumber :
  • Twitter/@psi_id

VIVA – Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, Raja Juli Antoni mengatakan, selama ini masih ada kebencian publik terhadap partai politik, walau reformasi sudah terjadi di berbagai aspek kehidupan.

PSI DKI Tolak Amandemen Perpanjang Masa Jabatan Presiden

Dia menyampaikan keprihatinan itu dalam perayaaan ulang tahun ketiga partai, di kantor DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

"Reformasi nyaris tidak menyentuh partai politik,” kata Toni, panggilan akrab Raja Juli Antoni, Sabtu 18 November 2017.

Sebelum Akun Instagram Hilang, Giring Cerita Soal Mobil China

Dia menuturkan, sebenarnya ada sekelompok orang yang rindu berpolitik, tapi sistem kepartaian tidak memungkinkan untuk menampung kelompok tersebut.

“Padahal, jika ingat Edmund Burke yang mengatakan semua yang dibutuhkan oleh setan untuk menang adalah orang-orang baik tidak melakukan apa-apa. Juga ingat Ali bin Abi Thalib yang bilang kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir," ujar Toni.

Berkunjung ke Gunungkidul, Giring Ungkap Asal Usul Namanya

Toni bercerita, dalam merintis partai baru bersama pimpinan PSI sekarang, ia menemui banyak teman lama di berbagai daerah. Kawan di daerah beragam respons, ada yang mendukung dengan doa dan ada pula yang jengah dengan partai politik.

“Namun ada yang lebih kasar dengan bilang, ini Jakarta mau tipu apa lagi? Rupanya mereka sudah sering ditipu politikus Jakarta,” ujar Toni.

Ia menuturkan, menginjak usia 3 tahun PSI akan melakukan sejumlah terobosan. Terakhir, PSI menggelar uji kelayakan caleg secara terbuka dan melibatkan para juri independen.

“Dalam proses tersebut, kami berharap parlemen akan lebih baik. Sebab yang kami kejar adalah kualitas, bukan isi tas,” ujar Toni.

Sementara itu, Ketua Umum PSI Grace Natalie menyampaikan, selama tiga tahun ini, PSI telah menguji komitmen dan integritas dalam perjuangan melawan korupsi dan intoleransi.

“Saya sangat bangga dan bersyukur, kami telah memulai cara berpartai dan berpolitik dengan cara yang benar,” tulis Grace dalam sambutan yang dibacakan Ketua DPP PSI, Danik Eka Rahmani.

Selain itu, Grace mengungkapkan, PSI juga telah membangun kepengurusan dengan kriteria yang ketat, menggalang pendanaan dari masyarakat, rekrutmen caleg yang terbuka, kampanye politik yang positif tanpa menebar kebencian dan fitnah. 

“Bro dan sis, mari pertahankan ini semua dengan sekuat tenaga, saling menjaga, saling mengingatkan, saling kritik, saling dukung. Saya percaya hanya itu cara untuk menggerakkan transformasi politik Indonesia yang baru dan keren,” kata Grace yang sedang mengikuti program di MIT Sloan of School of Management di Amerika Serikat.

Tak cukup niat baik

Pakar ekonomi Poltak Hotradero mengatakan, niatan PSI dalam membangun politik yang baik tidak sekadar niat. Namun, harus ada upaya mengubah anggapan tersebut dengan terjun ke dunia politik dan membenahinya.

“Saya melihat niat baik dalam diri PSI. Tapi niat baik saja tidak cukup, perlu ada tindakan. Tidak cukup mengatakan bahwa isi DPR barang busuk semua. Tapi tidak ada yang mau ke sana untuk memperbaiki," ujar Poltak.

Poltak mengaku menemukan ide-ide unik saat berbicara dengan para pengurus PSI.

“Misalnya, ide soal pemberdayaan perempuan. Bukan karena bagian dari konstituen tapi karena mereka adalah bagian masyarakat yang harus diperhatikan secara khusus. Kami juga berbicara soal koneksi internet sebagai bagian dari hak asasi manusia. Sebab, merupakan bagian dari transparansi dan hak berkomunikasi,” kata Poltak.

Dalam tiga tahun perjalanannya, PSI telah menorehkan beberapa catatan. Di antaranya, PSI mengundang partisipasi publik dengan cara menyumbang demi membangun kemandirian partai dan mempererat hubungan partai dan konstituen.

Kedua, ada hampir 30 ribu pengurus PSI di seluruh Indonesia, yang berumur rata-rata 30 tahun dengan komposisi gender terbaik di antara seluruh partai politik. Ketiga, Facebook Fanpage PSI kini menempati posisi kedua dengan jumlah 'likes' terbanyak di antara seluruh partai politik di Indonesia.

Terakhir, PSI menjadi partai pertama dalam sejarah perpolitikan Indonesia yang membuka proses pemilihan caleg yang diseleksi juri independen dan disiarkan secara langsung melalui media sosial.

PSI juga memperjuangkan tiga hal yang dikemas dalam sebuah trilogi yaitu menebar kebajikan, merawat keragaman, dan mengukuhkan solidaritas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya