Soal Munaslub Golkar, Ini Jawaban Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sumber :
  • Lucky Aditya/ Malang

VIVA – Partai Golkar segera melakukan pembahasan soal Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dalam waktu dekat. Desakan untuk mencari ketua umum baru setelah Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin kencang.

Respons Hasto, Golkar Pastikan Dukung Menantu Jokowi di Pilgub Sumut

Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, mengatakan terkait soal Munaslub semua pihak harus sabar dan menunggu. Desakan untuk Munaslub Golkar menguat setelah Setya Novanto tersangkut kasus korupsi pengadaan KTP elektronik. Sejumlah DPD I Golkar mulai bergerilya menggalang dukungan untuk Munaslub Golkar.

Menurut JK, memang tidak ada pihak yang bisa menghalangi Munaslub jika keinginan itu dikehendaki oleh 2/3 pengurus DPD Golkar. Munaslub harus dilaksanakan, sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.

Golkar dan Gerindra Sepakat Rekomendasikan Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI

"Yang menentukan itu pengurus di bawah. Sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, jika itu diminta oleh 2/3 anggota ya harus dijalankan," ujar Jusuf Kalla setelah menjadi pembicara di Universitas Brawijaya, Malang, Senin, 4 Desember 2017.

Selain itu, Jusuf Kalla berharap kader-kader di daerah cukup mengamati perkembangan Munaslub melalui siaran televisi saja. Sambil mendiskusikan mengenai persoalan yang ada saat ini.

Bobby Nasution Minta Maaf ke Ijeck dan Golkar Sumut Usai Bertemu Airlangga di Jakarta

"Munaslub Golkar tunggu saja, urusan itu biar dilihat di tv saja setiap malam. Sama didiskusikan bersama," kata Jusuf Kalla.

Sebelumnya, sejumlah politikus Golkar menyebut beberapa kader siap maju menggantikan Novanto jika memang musyawarah nasional luar biasa (munaslub) digelar.

Beberapa kader yang disebut berpeluang maju antara lain Plt Ketua Umum Golkar Idrus Marham, Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, hingga Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera III, Aziz Syamsudin.

Aziz mengaku siap kalau memang nanti tetap diusung suara DPD I. Tapi dia tetap akan menunggu putusan praperadilan yang diajukan Setya Novanto. Menurut dia, sejauh ini dia juga sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah DPD I.

"Sudah komunikasi, ya tapi kan masih tunggu proses praperadilan," tuturnya.

Terkait strateginya untuk menjaring suara, ia belum bisa bicara selama belum ada putusan soal praperadilan Setya Novanto. "Jadi, masih menunggu, ya sabar, sabar saja dulu. Itu masih rahasia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya