- ANTARA/Hafidz Mubarak A
VIVA - Politikus Partai Golkar Indra Jaya Piliang menyarankan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mempertimbangkan asal wilayah dalam memilih sekretaris jenderal. Menurutnya, salah satu wilayah itu adalah Sumatra.
“Selama ini, terbukti Partai Golkar kokoh di Sumatra, selain Sulawesi. Kokoh bukan hanya untuk pemilu, pilpres, tapi juga untuk rangkaian pilkada serentak tahun 2015 atau 2017,” kata Indra saat dihubungi melalui telepon, Rabu, 11 Januari 2018.
Indra menuturkan alasannya adalah sebagai bentuk penghargaan terhadap wilayah-wilayah yang menjadi lumbung suara Golkar. Menurutnya, kepemimpinan Airlangga saat ini perlu memulai melakukan cara-cara politik modern, termasuk dengan memberikan reward tanpa punishment terhadap orang-orang atau wilayah-wilayah yang menjadi basis suara Golkar.
“Secara objektif, tentunya ini perlu reward, biar terjadi kompetisi sehat bagi setiap kawasan atau wilayah guna memenangkan kontestasi apa pun, dengan kompensasi daerah bersangkutan bisa tempatkan kader-kader utama di tampuk pimpinan partai nasional,” katanya.
Dia mencontohkan Golkar di bawah kepemimpinan Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, kedua Sekjennya berasal dari Jawa. Sementara di era kepemimpinan Aburizal Bakrie dan Setya Novanto, Sekjen Golkar berasal dari Sulawesi Selatan, namun besar di Jawa.
“Sumatra dan Kalimantan menunggu giliran, sebagaimana juga Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Tentu pemikiran ini di luar syarat-syarat utama Sekjen, seperti paham administrasi, organisasi, loyal kepada ketua umum, punya jaringan nasional, dan lain-lain,” tutur dia.
Kader Partai Golkar yang akan menjabat Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat masih teka-teki. Sejauh ini sudah muncul beberapa nama kader yang digadang-gadang menjadi sekjen seperti Ibnu Munzir, Letjen (Purn) Eko Wiratmoko, dan Letjen (Purn) Lodewijk Freiderich Paulus dan juga Ahmad Doli Kurnia. (ase)