Oesman Sapta Odang Pernah Minta Mahar Politik?

Ketua Umum DPP Hanura, Oesman Sapta Odang (kiri).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Isu mahar politik demi mendapatkan rekomendasi maju sebagai calon kepala daerah tengah dirundung Partai Hanura. Kali ini, kader Hanura asal Provinsi Papua Yan P. Mandenas menyampaikannya persoalan itu.

Ruang Fraksi Hanura DPRD Batam Terbakar, Diduga Korsleting Listrik

Ia mengaku, dimintai uang oleh Oesman Sapta Odang (OSO) saat menjadi Ketua Umum untuk maju menjadi calon Bupati Biak Numfor, Papua.

Padahal ia telah meminta kepada Oso, sapaan akrab Oesman, agar diberi keringanan supaya tak mengeluarkan uang.

Songsong Pemilu 2024, Oso Minta Kader Hanura Aktif Rangkul Rakyat

"Saya bertemu Oso berulang kali meminta kebijakan untuk kader Hanura itu dan juga (saya) sebagai pendiri partai kalau bisa tidak dikenakan mahar dari partai supaya saya bisa menggunakan dua kursi Hanura," kata Yan saat pertemuan kader Partai Hanuran di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Januari 2018.

Yan menyatakan, permintaan uang oleh Oso itu pernah ia laporkan ke Sekretaris Jenderal Sarifuddin Sudding. Sebab, rekomendasi yang dibutuhkannya tak kunjung diterima dan terus dimintai uang.

Eks Politikus Hanura Siap Ikhtiar Bawa NasDem Jaya di Pemilu 2024

Yan menyebut dimintai uang oleh pengurus partai senilai Rp700 juta sebagai kompensasi dua kursi Hanura di legislatif. Satu kursi dihargai Rp350 juta.

"Lebih baik saya mundur sebagai calon bupati dan akhirnya saya mundur sebagai calon bupati," ujarnya.

Yan yang juga Mantan Ketua DPD Partai Hanura Papua ini menyebut, di era kepemimpinan Wiranto semuanya serba terbuka. Semua calon kepala daerah dilirik bila ingin diusung,  berdasarkan kompentensi dan elektabilitasnya.

"Kita butuh pemimpin yang komunikatif dan bisa terbuka mengayomi seluruh kepengurusan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya