- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Osman Sapta Odang, ketua umum Partai Hanura yang sudah dipecat melalui Munaslub, ternyata juga meminta mahar kepada kader partai di Papua. Disampaikan Ketua Fraksi Hanura DPR Papua Yan Permenas Mandenas, ia dimintai mahar saat hendak maju menjadi calon bupati di Pilkada Biak.
“Ya, saya juga dimintai mahar oleh OSO, saat ingin maju di pilkada. Padahal saya adalah pendiri Partai Hanura di Papua,” ujar Yan Mandenas, Jumat 19 Januari.
Ditambahkan Yan, meski berulangkali bertemu dan menjelaskan bahwa dirinya bukan sekadar kader, tapi juga pendiri partai, OSO tetap tidak mengindahkan dan tetap meminta mahar.
“Tidak ada kebijakan bagi kader yang telah bersusah payah mendirikan partai dari nol, OSO tetap minta mahar,” kata Yan yang dicopot dari ketua Hanura Papua tanpa alasan jelas.
Karena harus membayar mahar, maka Yan memutuskan tidak maju menjadi calon di pilkada Biak tahun ini.
“Saya seperti merasa bukan di rumah sendiri di Hanura selama dipimpin OSO, dia bukan ketum yang bijak serta arif dalam memimpin dan mengelola partai. Saya putuskan tidak maju Pilkada Biak, padahal rakyat meminta. Biak merupakan basis suara yang mengantarkan saya dua periode duduk di parlemen Papua,” kata Yan.