Menguak Kebohongan Isu Banser NU Dibayar Rp50 Juta untuk Jaga Gereja

Steven Indra Wibowo
Sumber :
  • IG Steven Indra Wibowo

VIVA – Dalam beberapa hari terakhir ini, sedang beredar bebas sebuah video ceramah seorang ustaz yang mengaku anak dari salah satu ketua Persekutuan Gereja Indonesia.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Video ini memicu kegaduhan, karena ustaz yang mengaku bernama Steven Indra Wibowo, dalam ceramahnya membahas tentang adanya kelompok Islam yang mendapatkan jatah uang puluhan juta untuk mengamankan gereja.

Ceramah itu diunggah di akun Youtube, Munajat pada 30 Agustus 2018. Berikut kutipan ceramahnya:

Pendeta Gilbert Olok-olok Salat dan Zakat, PBNU: Kami Umat Islam Diajarkan untuk Menahan Emosi

"Ayah saya masih berdinas di PGI, dia salah satu ketua PGI, masih aktif sampai saat ini. Saya kemarin membaca pidato Natal dia, saya yang koreksi bahasa. Ayah saya sendiri. Ini informasi langsung dari beliau ya. Jadi saya enggak, katanya siapa, katanya siapa. Ini katanya ayah saya sendiri.

Kenapa dia? ini dari sisi yang sebelah sana ya. Kita belum cerita dari sisi Islamnya. Dari sebelah sana. Karena lebih aman dijaga sama mereka, karena mereka bisa mati konyol. Satu gereja bayar 50 juta, sudah mereka siap mati konyol di situ. Ini serius, ini PGI yang bicara. Kasih satu gereja jaga, kasih 50 juta, dua kali kebaktian, malam Natal dan malam tahun baru, itu mereka siap mati konyol".

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor yang Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif

Memang dalam ceramah itu, Steven tidak menyebutkan kelompok dan organisasi Islam mana yang menerima uang untuk menjaga gereja itu. Hanya saja, pengunggah video memberi judul dengan kalimat bahwa organisasi Islam itu adalah Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama alias Banser.

Video itu berjudul, WOW TERNYATA SEGINI BAYARAN BANSER JAGA GEREJA

Dan pada bagian keterangan di bawah video dituliskan kalimat penjelasan yang tulisannya sebagai berikut:

"WOW TERNYATA SEGINI BAYARAN BANSER JAGA GEREJA. Blak-blakan Ustadz Steven ungkap jumlah uang yang dikeluarkan oleh gereja untuk biaya pengamanan oleh Banser. Video di edit menggunakan : Xiaomi Redmi Note 5 Pro Agar tak ketinggalan video berkualitas lainnya,klik subscribe dan aktifkan tombol lonceng di bawah video. Untuk menonton video lainnya silahkan klik link berikut ini"

Terkait video ceramah ini, PGI langsung bereaksi, dalam keterangan tertulis yang disiarkan di situs resminya, PGI menyatakan bahwa apa yang disampaikan Ustaz Steven itu semuanya bohong. Bahkan, Steven disebutkan bukan anak dari ketua PGI.

"Belakangan ini sedang beredar video di media sosial tentang pernyataan seseorang yang mengaku sebagai anak dari salah satu Ketua PGI, dan menyebutkan bahwa PGI membayar sebesar Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) kepada kelompok muslim tertentu untuk pengamanan perayaan Natal setiap satu gereja. Disebutkan juga bahwa PGI menyediakan miliaran rupiah untuk maksud sama.

Terhadap hal ini Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan hal-hal berikut:

1.Berdasarkan pemeriksaan kami, orang yang mengaku sebagai anak dari Ketua PGI tersebut tidak dikenal dalam lingkungan PGI.

2. Dalam rangka pengamanan Natal dan perayaan-perayaan gerejani lainnya, PGI tidak pernah menyediakan dan mengeluarkan dana untuk biaya pengamanan. Bagi PGI, pengamanan perayaan hari-hari besar adalah tugas dan tanggung-jawab Kepolisian dan aparat negara lainnya.
    
3. PGI sangat menghargai inisiatif dan prakarsa yang timbul di masyarakat untuk ikut terlibat dalam pengamanan perayaan hari-hari besar sebagai wujud kehidupan bersama dalam masyarakat yang majemuk, sebagaimana selama ini ditunjukkan oleh Banser NU, GP Ansor dan lainnya. Prakarsa dan kerjasama bagus seperti ini hendaknya tidak dirusak oleh isu yang tidak bertanggungjawab yang dapat menegasikan semangat gotong royong dan kesukarelawanan yang sudah lama tumbuh di masyarakat.

4. PGI meminta gereja-gereja dan masyarakat untuk tidak terpancing atas beredarnya video tersebut dan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, seraya terus membangun kerjasama lintas suku, ras dan agama.

Jakarta, 3 September 2018

HUMAS

Irma Riana Simanjuntak"

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya