Kominfo Tegaskan SMS soal Bencana Akhir Tahun 2018, Itu Hoax

Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Minggu, 23 Desember 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali menemukan dua hoax yang disebarkan lewat media sosial dan pesan pendek atau short messaging system (SMS). Kabar bohong itu tentang alat deteksi letusan gunung dan akan adanya bencana pada akhir tahun.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

Berdasarkan keterangan tertulis, Senin, 24 Desember 2018, hasil penelusuran Direktorat Pengendalian Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo dengan menggunakan mesin AIS, hoax tersebut ditemukan usai peristiwa tsunami di Banten dan Lampung Selatan pada 22 Desember 2018.

Hoax alat deteksi letusan gunung yang langsung diklarifikasi oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, berisi informasi bohong terkait alat tersebut yang tidak dapat digunakan untuk mendeteksi letusan gunung.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Sebelumnya, konten di media sosial itu menyebutkan, sebuah alat di Desa Selat Duda, Bali disebut dapat mendeteksi letusan gunung dalam kurun waktu dua jam sebelum meletus. Namun nyatanya alat tersebut merupakan sirine peringatan dini saat terdapat bahaya dari letusan Gunung Agung.

Kedua adalah SMS peringatan adanya bencana di akhir tahun. Pesan itu didapatkan dari nomor 081803016426, yang mengatakan agar warga Indonesia untuk waspada mulai 21 Desember hingga akhir 2018.

Badan Geologi: Potensi Tsunami Akibat Gunung Ruang Bisa Setinggi 25 Meter

Penyampai pesan itu berkata akan adanya bencana dan mengaku bahwa mereka adalah anggota dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Namun BMKG langsung membantahnya.

Mereka menyatakan bahwa pesan tersebut adalah hoax. Melalui Twitter resmi, mereka menyebut bahwa pesan itu dikirimkan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab. Warga bisa kembali melanjutkan aktivitas selama Natal dan Tahun Baru sambil tetap mengecek informasi cuaca.

Kominfo menegaskan agar pengguna internet dan media sosial tidak menyebarkan hoax atau informasi yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Jika menemukan konten hoax masyarakat bisa melaporkannya ke aduankonten.id atau Twitter @aduankonten.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya