CEK FAKTA: Kata Sandi, Pusat Keuangan Syariah di Malaysia, Hongkong

Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Dalam debat calon presiden dan calon wakil presiden kelima yang digelar di Hotel Sultan, Sabtu malam 13 April 2019, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno mengungkapkan keprihatinannya melihat pengelolaan ekosistem keuangan syariah di Indonesia.

Cek Fakta: Massa Bakar Gedung Bawaslu Tolak Hasil Pemilu 2024

Sebagai negara muslim terbesar Indonesia harusnya mampu menciptakan institusi-institusi keuangan, misalnya, bank syariah yang terbesar di ASEAN. Bukan ada di negara lain.

"Saya terenyuh kenapa pusat keuangan syariah itu bukan di Jakarta tapi ada baik di Kuala Lumpur, malah Hongkong dan London," kata Sandi.

Cek Fakta: TNI Kerahkan Ranpur Jaga Gedung Bawaslu

Benarkah pernyataan Sandi, bahwa pusat keuangan syariah ada di tiga negara itu?

Faktanya

Profil Mayor Teddy, Dari Asisten Ajudan Jokowi Kini Jadi Ajudan Prabowo yang Diidolakan Kaum Hawa

Global Islamic Economy Report 2016, untuk industri keuangan syariah, Malaysia memang ada di urutan pertama. Disusul Uni Emirat Arab, Bahrain, Saudi Arabia, Oman, Kuwait, Pakistan, Qatar, Indonesia dan Yordania.

Berdasarkan data Islamic Finance in Asia pada 2017, total aset perbankan syariah Malaysia mencapai US$204,4 miliar atau tiga besar setelah Iran dan Arab Saudi.

Total Sukuk yang diterbitkan Malaysia pada tahun itu tercatat US$202,2 miliar. Sementara asset lain yang dikelola di bawah manajemen syariah tercatat US$28,3 miliar. Adapun kontribusi Takaful sebesar US$2,1 miliar.

Data IFSB Financial Stability Report, aset perbankan syariah Indonesia masih jauh di bawah Malaysia. Tahun 2009 saat aset perbankan syariah Malaysia sebesar US$88,5 miliar, Indonesia masih US$7 miliar. Dan di tahun 2017, ketika Malaysia mencatat US$182,8 miliar, Indonesia baru US$26,9 miliar.

Sementara untuk market share perbankan syariah, tahun 2009 Malaysia mendominasi dengan angka 21,8 persen dan di tahun 2017 naik menjadi 31,2 persen. Adapun Indonesia tahun 2009 masih sangat kecil, tercatat 2,6 persen dan di tahun 2017 baru 5,1 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya