Jokowi Minta Waktu Sepekan Perbaiki Harga Tebu Petani
- VIVA.co.id/Agus Rahmat
VIVA – Presiden Joko Widodo meminta masukan langsung mengenai keluhan petani tebu. Itu dilakukan, saat menerima ratusan petani tebu di Istana Negara, Jakarta.
Para petani tebu dari Medan, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur, menyampaikan keluhan langsung ke Jokowi.
Beberapa yang menjadi protes mereka, seperti harga beli oleh Bulog yang hanya Rp9.700 yang dianggapnya sangat kecil. Harga terendah para petani adalah Rp10.500.
Usai mendengar keluhan langsung perwakilan petani tebu yang diminta maju, Jokowi menyimpulkan beberapa masalah. Seperti harus ada revitalisasi mesin pabrik yang sudah berumur ratusan tahun. Itu disetujui oleh para petani.
"Kedua, harga minta naik ke Rp10.500," kata Jokowi disambut meriah. Namun, Kepala Negara belum bisa memberi jaminan langsung saat ini juga.
"Tolong diberi waktu seminggu saya akan undang Pak Mitro (Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia/APTRI Soemitro Samadikoen) dan mungkin dari DPD nanti saya undang dari APTRI bicara soal ini," tutur Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Rabu 6 Februari 2019.
Jokowi meminta waktu, karena harus mempelajari terlebih dahulu menyangkut persoalan harga tebu yang terlalu rendah tersebut. Ia tidak ingin memutuskan langsung sesuatu yang baru diketahuinya.
"Intinya semangatnya kita naikkan. Berapanya belum diputuskan," lanjut Jokowi.
Keluhan lain masalah bansos tebu. Menurut Presiden, ini juga penting dalam rangka membantu petani meningkatkan produksinya.
Lalu mengenai sistem bagi hasil. Para petani berharap, sistem itu tetap diberlakukan. Karena sistem beli putus, justru akan merugikan para petani seperti saat ini.
Revitalisasi pertanian tebu, menurut petani juga penting. Karena biaya untuk manual sangat besar, sedangkan harga jual terlalu rendah sehingga mereka merugi.
"Sudah nangkap, beri waktu saya seminggu, beri waktu APTRI dengan tim kita siapkan tim sehingga kita putuskan," kata Jokowi. (art)