IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global 2019

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Veri Sanovri

VIVA – Dana Moneter Internasional atau IMF kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019. Hal itu disampaikan dalam laporan World Economic Outlook (WEO), April 2019 yang dipublikasikan pada Selasa 9 April 2019.

Dikutip dari CNBC, pada Rabu 10 April 2019, dijelaskan perlambatan ekonomi global terjadi karena adanya peningkatan ketegangan perdagangan dan kebijakan moneter yang lebih ketat dilakukan oleh bank sentral AS.

Dalam laporannya, IMF memperkirakan ekonomi dunia hanya akan tumbuh sebesar 3,3 persen pada 2019 atau turun dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 3,5 persen.

Sementara itu, dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa ekonomi dunia baru akan tumbuh lebih baik pada 2020 dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 3,6 persen.

Saat ini, risiko atas perjanjian perdagangan yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump seperti AS-Meksiko-Kanada menjadi perhatian serius. Ditambah lagi AS juga perlu menuntaskan kesepakatan dagang antara AS dan China.

"Neraca risiko tetap condong ke downside (pelemahan)," kata IMF. 

Jika kesepakatan antara ketiga negara gagal, dampak ekonomi AS akan sangat besar. Terlebih Kanada dan Meksiko adalah mitra dagang utama AS.

"Ketidakpastian kebijakan perdagangan yang lebih tinggi dan peningkatan kekhawatiran serta pembalasan akan mengurangi investasi bisnis, mengganggu rantai pasokan, dan memperlambat pertumbuhan produktivitas," menurut IMF. 

BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2021 Jadi 3,5-4,3%

Proyeksi Ekonomi RI

Sementara itu, berdasarkan laporan WEO IMF April 2019 untuk Indonesia, terlihat proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 hanya dapat mencapai 5,2 persen pada tahun ini dan 2020.

Pertumbuhan Ekonomi 2022 Ditarget 5,8 Persen, Ini Saran DPR

IMF memperkirakan pertumbuhan konsumsi di Indonesia dapat mencapai 3,3 persen pada 2019 dan terus meningkat menjadi 3,6 persen pada 2020. Selanjutnya, defisit transaksi berjalan 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2019 dan turun menjadi 2,6 persen pada 2020.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

BPS baru saja merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2021 sebesar 5,02 persen dan sepanjang 2021 3,69 persen.

img_title
VIVA.co.id
7 Februari 2022