Harga Beras Premium Turun, Tak Sumbang Inflasi Oktober 2020

Ilustrasi beras.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan harga beras pada Oktober 2020 turun. Komoditas tersebut tidak memberikan sumbangan terhadap inflasi pada bulan itu yang sebesar 0,07 persen.

Sri Mulyani Pede Inflasi Melandai di Kuartal-II 2024 Seiring Turunnya Harga Beras

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, rata-rata harga beras di penggilingan kualitas premium sebesar Rp9.813 per kilogram (kg), turun sebesar 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Jadi dari komposisi ini kita bisa lihat harga beras pada Oktober 2020 sangat stabil sehingga secara bulanan tidak beri andil ke inflasi," kata dia dalam keterangan persnya, Senin, 2 November 2020.

Mendag Zulhas Buka-bukaan Penyebab Harga Beras Naik di Depan DPR

Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.463 per kg, naik sebesar 0,62 persen dan rata-rata harga beras di penggilingan luar kualitas sebesar Rp9.147 per kg, naik sebesar 1,33 persen.

Adapun untuk beras grosir dan beras eceran tercatat juga mengalami penurunan pada Oktober 2020. Masing-masing dikatakan Suhariyanto turun tipis sebesar 0,02 persen dibanding September 2020.

HET Beras Premium Naik di Aceh hingga Papua, Simak Daftarnya

"Tentu kita berharap pasokan beras akan cukup sampai dengan akhir tahun karena harga beras ini akan terpengaruh besar ke inflasi maupun untuk kemiskinan," tutur dia.

Selain beras, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp4.815 per kg atau turun 1,56 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.928 per kg atau turun 1,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara itu, Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani Rp5.406 per kg atau naik 0,29 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.527 per kg atau naik 0,13 persen.

Sebelumnya, BPS mengumumkan inflasi sepanjang Oktober 2020 sebesar 0,07 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender dari Januari hingga Oktober 2020 sebesar 0,95 persen dan secara tahunan 1,44 persen.

Inflasi tertinggi, terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen dan terendah di Jakarta, Cirebon, dan Bekasi sebesar 0,01 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81 persen dan yang terendah di Surabaya sebesar 0,02 persen.

Berdasarkan komponennya, inflasi inti pada Oktober 2020 sebesar 0,04 persen, dengan andil 0,03 persen. Selanjutnya, untuk harga-harga bergejolak atau volatile food mengalami deflasi 0,40 persen, dengan andil 0,07 persen.

Adapun harga yang diatur oleh pemerintah atau administered price mengalami deflasi sebesar 0,15 persen dengan andilnya 0,03 persen. Hal itu, lebih disebabkan adanya penurunan tarif angkutan dan listrik. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya