Penjualan Bersih Energi Mega Persada Naik 25 Persen Jadi US$239 Juta

Proyek Energi Mega Persada.
Sumber :
  • energi-mp.com

VIVA – Vice President Investor Relations and Corporate Communications PT Energi Mega Persada Tbk (EMP), Herwin W. Hidayat, melaporkan kinerja keuangan perusahaan yang berakhir pada 30 September 2020.

Produksi Minyak Banyu Urip Garapan ExxonMobil Anjlok, SKK Migas Ungkap Biang Keroknya

Herwin melaporkan, penjualan bersih atau net sales EMP telah berhasil meningkat pada sembilan bulan pertama 2020, dengan catatan peningkatan sebesar 25 persen menjadi US$239 juta dibandingkan periode yang sama 2019 yang hanya US$191 juta.

Demikian juga dengan EBITDA yang telah meningkat sebesar 52 persen menjadi US$148 juta, laba operasi yang telah meningkat 45 persen menjadi US$92 juta, serta laba bersih yang juga meningkat drastis sebesar 254 persen menjadi US$42 juta.

Laba Bersih Energi Mega Persada Naik 26 Persen di Semester I-2024

"Semua capaian tersebut dikarenakan adanya peningkatan produksi, baik minyak maupun gas, yang dikontribusikan sebagian besar dari Blok Kangean di Jawa Timur dan Blok Bentu di Riau (untuk kenaikan produksi gas)," kata Herwin dalam telekonferensi, Selasa 22 Desember 2020.

"Sedangkan untuk kenaikan produksi minyak dikontribusikan dari blok Malacca di Riau," ujarnya.

Energi Mega Persada Cetak Laba Bersih US$68 Juta Sepanjang 2023

Selain itu, Herwin melaporkan bahwa cash and restricted cash perusahaan cukup stabil, yang berhasil dibukukan per 30 September 2020 di angka lebih dari US$66 juta.

Sementara itu, untuk total pinjaman outstanding dalam bentuk short term loan, current maturities, long term loan, telah terjadi pengurangan hingga sebesar hampir US$50 juta dari 31 Desember 2019 ke 30 September 2020.

"Jadi perusahaan terus mencoba untuk melakukan pelunasan pinjaman-pinjamannya," ujar Herwin.

Total ekuitas juga meningkat dari US$106 juta menjadi US$202 juta per 30 September 2020. Sehingga, liquidity ratio perusahaan pun semakin membaik, yakni untuk debt to equity ratio dari sebesar 1,6 kali pada 31 Desember 2019 menjadi 0,6 kali di 30 September 2020.

"Sementara untuk net debt to equity ratio atau rasio pinjaman bersih terhadap modal juga mengalami perbaikan yang luar biasa, dari sebelumnya 1,04 kali di 31 Desember 2019 menjadi 0,29 kali per 30 September 2020," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya