- ANTARA/Sergei Fadeichev/TASS
VIVA – Harga emas Internasional dibuka naik tinggi pada perdagangan Jumat pagi. Hal itu menyusul kembalinya ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia.
Dilansir dari Economic Times pada Jumat 18 Februari 2022, harga emas di pasar spot naik sebesar 0,3 persen ke level US$1.902,20 per ons. Sedangkan, emas berjangka AS naik sebesar 0,1 persen ke level US$1.904,30 per ons.
Naiknya emas pada hari ini juga ditopang oleh imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah. Penurunan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun itu turunkan biaya memegang emas batangan.
Baca juga: IHSG Diprediksi Naik, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini
Sedangkan, ketegangan Rusia-Ukraina juga disebabkan oleh tuduhan AS yang mengatakan Rusia berencana untuk menyerang Ukraina, sementara Moskow menuduh Washington mengabaikan tuntutan keamanannya soal Ukraina bergabung NATO.
Emas Domestik
Sementara itu, harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk hari ini dibanderol seharga Rp967 ribu per gram. Harga tersebut naik Rp14.000 per gram jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin.
Dikutip dari data Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan Rp872 ribu per gram. Harga itu naik Rp15.000 per gram dibanding perdagangan kemarin.
Emas Batangan.
- ANTARA/REUTERS/Leonhard Foeger/am.
Adapun harga emas berdasarkan ukuran, yakni lima gram dijual Rp4,61 juta, 10 gram Rp9,16 juta, 25 gram Rp22,78 juta, dan 50 gram Rp45,49 juta.
Kemudian, emas 100 gram dibanderol Rp90,91 juta, 250 gram Rp227,01 juta dan emas 500 gram Rp453,82 juta.
Selanjutnya, untuk ukuran emas terkecil dan terbesar yang dijual Antam pada hari ini, yaitu 0,5 gram dibanderol Rp533,5 ribu dan 1.000 gram senilai Rp907,6 juta.
Untuk diketahui, harga penjualan emas batangan Antam ini belum termasuk pajak. Pada hari ini, untuk ukuran emas 250 gram sedang tidak tersedia di butik logam mulia Antam.
Pesawat Mata-mata NATO Intai Latihan Perang Pasukan Sekutu Rusia
Kolonel Davidovich mengungkap hal tersebut.
