Gelar AIWW, PUPR Dapat Hibah Pengelolaan Air untuk IKN dari Korea
- Kurnen Permana/VIVA
VIVA – Indonesia berhasil menggelar konfrensi Asia International Water Week ke-2 di Labuan Bajo. Konferensi yang membahas cara mengatasi krisis air di Asia tersebut diinisiasi oleh Kementerian PUPR bersama Asia Water Council (AWC).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan Asia International Water Week (AIWW) ke-2 ini dilakukan para anggota setiap dua tahun sekali.
Dan untuk kali ini, Basuki mengatakan AIWW yang dilaksanakan di Labuan Bajo telah mundur dari pelaksanaan awal pada 2021 karena pandemi COVID-19 dan dilakukan untuk mengatasi masalah krisis air pasca pandemi.
Baca juga: Ban Ki Moon: Krisis Air Lebih Mengerikan dari Pandemi COVID-19
"Ini yang berkumpul negara Asia karena mempunyai budaya sama dan problem yang sama, sehingga solusinya diharapkan sama. Sementara, beda dengan negara AS dan Eropa dengan kultur yang berbeda," kata Basuki, di Labuan Bajo, Selasa 15 Maret 2022.
Basuki menceritakan, bahwa AIWW dilakukan atas inisiasi Indonesia dan Korea Selatan. Di mana Asia Water Council didirikan oleh Kementerian PUPR Indonesia dan K-Water dari Korea Selatan.
Sedangkan, Ketua Panitia Pelaksana AIWW ke-2, Lilik Letno Cahyadiningsih mengatakan dalam AIWW kali ini dihadiri oleh 300 partisipan, 275 peserta dari zoom meeting, 83 offline, 90 online, 26 moderator dan 37 panelis.
Menurut dia, dalam dua hari pelaksanaan AIWW terdapat sejumlah diskusi dan telah banyak memberikan kesimpulan. Seperti, pertemuan antar kementerian, bilateral dan menghasilkan forum bisnis yang konstruktif.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut delegasi juga telah banyak bertemu orang-orang baru dan memperluas koneksi, terkait mengatasi permasalah sumber daya air termasuk untuk memecahkan solusi pada negara kita.
Sementara itu, di tengah acara tersebut, Basuki menjelaskan bahwa Indonesia mendapatkan hibah dari Korea Selatan. Hibah itu diberikan untuk membangun pengolahan air bersih di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan.
Kemudian, Basuki menjelaskan, hibah dari Korea juga diberikan untuk mengimplementasi energi surya di bendungan di Indonesia. Sehingga nanti tidak perlu melakukan pembebasan lahan dan memanfaatkan bendungan yang ada.