Mendag Tegaskan Bahaya Impor Sayur dan Buah bagi Petani Lokal

Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA Bisnis – Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan, banyak buah dan sayur yang sebenarnya bisa diproduksi sendiri di dalam negeri justru malah diimpor. Ia menegaskan, hal itu akan berdampak sangat besar terutama bagi para petani di Tanah Air.

Investasi Reksa Dana Meningkat, Dana Kelolaan BRI-MI Capai Rp 31,97 Triliun

Jika hasil produksi petani sudah sepi peminat karena pasar atau konsumen lebih memilih membeli buah atau sayur impor, Zulhas mengungkapkan hal itu bisa menghilangkan profesi para petani itu sendiri.

"Jangan kita dibanjiri produk-produk yang sebenarnya bisa kita produksi sendiri. Karena banyak impor, buah mangga atau buah naga kita akhirnya tidak laku, atau harga jualnya rendah sehingga busuk karena tidak laku terjual," kata Zulhas di kantornya, Rabu 7 Desember 2022.

Tekan Impor, SKK Migas Bakal 'Sulap' Gas Bumi Jadi LPG

"Lalu karena buah naga dan jeruknya tidak laku, maka petaninya juga sudah pada hilang sekarang. Kan banyak yang seperti itu," ujarnya.

ilustrasi impor.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin
Dukungan Bea Cukai Banten untuk Pameran Internasional IndoBuildTech 2024

Mendag berharap, nantinya Indonesia juga bisa bertindak seperti negara-negara maju, yang melindungi pasar dan para petaninya dari serbuan produk-produk impor.

"Saya melihat bagaimana negara-negara lain melindungi petani-petaninya atau industri di dalam negerinya. Semua negara begitu," ujar Zulhas.

Meskipun, hal itu juga diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan nasional yang tidak bisa diproduksi sendiri di dalam negeri mereka, sehingga mengharuskannya untuk impor.

"Kecuali yang terpaksa (harus impor) karena mereka tidak bisa menunda, misalnya seperti batu bara buat listrik mereka. Tapi yang dia bisa mereka produksi sendiri, ya mereka lindungi di dalam negerinya. Jadi mesti seimbang," kata Mendag.

Di sisi lain, Zulhas memahami adanya kecenderungan pasar atau konsumen yang lebih memilih produk impor, dibandingkan dengan produk buah dan sayur lokal. Salah satunya yakni kreasi dari para eksportir di negara asal yang memberikan sentuhan inovasi bagi produk-produk yang akan diekspor.

"Yang saya heran itu, kelapa muda saja kita impor. Walaupun memang kelapa muda dari Thailand itu biasanya didandani sih, diperbagus tampilannya atau misalnya dalamnya dikasih jelly," kata Zulhas.

"Dan sebetulnya kita pun juga bisa seperti itu. Maka saya kira itu peluang bagi Kemendag, untuk melatih UMKM-UMKM kita supaya bisa terampil seperti itu," ujarnya.

MIND ID dorong tata kelola dan peningkatan nilai tambah timah.

MIND ID Genjot Nilai Tambah Timah dengan Tata Kelola yang Kuat

BUMN Holding Industri Pertambangan (MIND ID) semakin memperkuat implementasi tata kelola sambil melanjutkan program peningkatan nilai tambah komoditas timah Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2024