BPS: Penurunan Impor pada Desember 2022 Terdalam di 2 Tahun Terakhir

Ilustrasi Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Bisnis – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor Indonesia pada Desember 2022 nilainya mencapai US$19,94 miliar. Angka tersebut naik 5,16 persen secara month-to-month (mtm) dibandingkan November 2022. 

Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat

Namun jika dibandingkan secara year-on-year atau dengan Desember 2021 tercatat turun 6,61 persen.

"Ini adalah (penurunan impor) yang terdalam dalam dua tahun terakhir," kata Kepala BPS, Margo Yuwono, Senin, 16 Januari 2023.

Inflasi RI April Capai 3 Persen, BI: Masih Terjaga Sesuai Target 2024

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Ia menjelaskan, impor migas pada Desember 2022 tercatat mencapai US$3,20 miliar, atau naik 14,15 persen (mtm) dibandingkan November 2022, namun turun 5,23 persen dibandingkan Desember 2021.

Imbas Konflik Israel-Iran, Emas Sumbang 0,08 Persen ke Inflasi RI April 2024 

Sementara impor non-migas pada Desember 2022 mencapai US$16,74 miliar, atau naik 3,60 persen dibandingkan November 2022. Namun, secara year-on-year turun 6,87 persen dibandingkan Desember 2021.

Naiknya impor non-migas tersebut utamanya pada komoditas serealia, yang mencapai senilai US$178,8 juta atau sekitar 66,03 persen. "Sementara penurunan impor terbesar adalah pada komoditas plastik dan barang dari plastik, senilai US$124,3 juta atau sekitar 14,46 persen," ujarnya.

Margo juga merinci, terdapat tiga negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Januari-Desember 2022. Ketiganya yakni Tiongkok senilai US$67,16 miliar (34,07 persen), Jepang US$17,08 miliar (8,66 persen), dan Thailand senilai US$10,85 miliar (5,50 persen). 

"Impor non-migas dari ASEAN senilai US$32,85 miliar (16,67 persen) dan Uni Eropa senilai US$11,63 miliar (5,90 persen)," kata Margo.

Menurut golongan penggunaan barang, impor Januari-Desember 2022 naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Utamanya pada golongan bahan baku/penolong senilai US$33.956,7 juta (23,04 persen) dan barang modal senilai US$7.727,6 juta (26,99 persen). Namun, barang konsumsi diakui Margo mengalami penurunan US$350,5 juta (1,74 persen).

"Neraca perdagangan Indonesia Desember 2022 mengalami surplus US$3,89 miliar terutama berasal dari sektor non-migas US$5,61 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,72 miliar," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya