50 Tahun Hubungan RI-Korea Semakin Diperkuat Lewat RCEP dan IK-CEPA
- Dok. Kemenko Perekonomian.
Jakarta – Indonesia dan Korea telah berhasil membentuk ikatan mitra strategis khusus yang semakin kuat dan memberikan kontribusi positif bagi kedua negara. Penguatan kerja sama bilateral dan persatuan menjadi salah satu kunci penting dalam menghadapi berbagai tantangan global yang kompleks, termasuk perubahan dinamika geopolitik di wilayah Indo-Pasifik.
Forum bisnis guna memperingati 50 Tahun Hubungan Indonesia-Korea digelar di Seoul Dragon City, Seoul, Republik Korea, Selasa, 25 Juli 2023. Acara tersebut mengambil tema "Kemitraan Emas - Menyusun Langkah-Langkah Lanjutan untuk Peningkatan Kerja Sama Perdagangan dan Industri antara Indonesia dan Korea melalui Implementasi RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) dan IK- CEPA (Indonesia- Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement)".
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, dalam upaya meningkatkan kerja sama perdagangan dan industri, penting untuk menggarisbawahi peran RCEP.
Perjanjian RCEP diketahui melibatkan 15 negara, termasuk anggota ASEAN dan lima mitra regional guna membentuk kesepakatan perdagangan bebas terbesar dalam sejarah.
"Perjanjian ini mencakup hampir 30 persen dari populasi, perdagangan, investasi langsung asing, dan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Sehingga memberikan manfaat yang signifikan bagi negara- negara pesertanya," kata Airlangga dalam sambutan seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu, 26 Juli 2023.
Menurut Asian Development Bank, RCEP diperkirakan akan meningkatkan pendapatan ekonomi anggota sebesar 0,6 persen pada tahun 2030, menambahkan pendapatan sebesar US$245 miliar, serta menciptakan 2,8 juta lapangan kerja bagi negara peserta.
"Asia Tenggara sendiri diuntungkan dengan kontribusi tahunan yang diperkirakan sebesar USD19 miliar di tahun 2030," ujarnya.
Airlangga menjelaskan, salah satu manfaat utama RCEP adalah kemajuan rantai pasok regional, yang mendorong konektivitas dan perdagangan antar negara peserta. Perjanjian ini juga menandai momen penting bagi ASEAN, dengan keberhasilannya mengajak negara-negara ekonomi yang beragam, termasuk aktor besar seperti China dan Jepang, dalam perjanjian perdagangan.
"Dengan mempertahankan "ASEAN centrality", RCEP memperkuat integrasi ekonomi di Asia Timur dan memperkuat hubungan yang lebih kuat di antara negara-negara tetangga," kata Airlangga.
Dia juga mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan dari Republik Korea, dalam kepemimpinan Indonesia pada chairmanship ASEAN 2023. Pada tahun ini, Indonesia mendorong pembentukan RCEP Support Unit (RSU) di Sekretariat ASEAN di Jakarta.
Entitas ini akan berperan penting dalam memfasilitasi implementasi yang mulus dan pemantauan efisien terhadap Perjanjian RCEP, dan kolaborasi dengan Republik Korea menjadi sangat krusial dalam mencapai prioritas ini.
Selanjutnya, pencapaian penting lainnya dalam peringatan ini adalah implementasi IK-CEPA, yang berlaku sejak 1 Januari 2023. IK-CEPA menjadi gerbang bagi eksportir Indonesia untuk masuk ke pasar Korea Selatan, dengan penghapusan tarif bea masuk pada lebih dari 11.000 pos tarif.
"Perjanjian ini juga mencakup kerja sama dalam sektor jasa, mendorong kolaborasi dan pertukaran keahlian. IK-CEPA juga menjadi katalis bagi peningkatan investasi dari Korea ke Indonesia, terutama di sektor-sektor strategis seperti otomotif, logam, kimia, dan energi terbarukan," kata Airlangga.
"Perjanjian ini juga menekankan penguatan kerja sama ekonomi dan sumber daya manusia, kolaborasi di berbagai sektor, serta aturan dan prosedur perdagangan yang memfasilitasi, berkontribusi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia dan Korea Selatan," ujarnya.