Kesadaran Perumahan Hijau di RI Rendah, Sri Mulyani: KPR Hijau Butuh Banyak Promosi
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti rendahnya tingkat kesadaran pengembang dan konsumen terkait perumahan hijau di Indonesia. Sebab, kebutuhan akan perumahan hijau kini sangat mendesak untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan.
Sri Mulyani mengatakan, istilah perumahan hijau dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hijau masih awam didengar oleh masyarakat.
“Konsep KPR hijau masih membutuhkan banyak promosi, dan masih relatif asing bagi banyak konsumen dan pengembang di Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam acara Seminar Energy Efficient Mortgage (EEM) Development Throughout Asean Countries, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2023.
Bendahara negara ini mengungkapkan, bangunan perumahan merupakan salah satu penyumbang dari emisi gas rumah kaca. Dalam hal ini berkontribusi sebesar 17 persen dari total emisi gas rumah kaca global.
Menurutnya, dari jumlah itu 5,5 persen langsung berasal dari bangunan. Dan 11 persen dari emisi tidak langsung yang berasal dari listrik dan gas. Maka dengan itu, jelas dia, inisiatif dari perumahan hijau khususnya KPR hijau dapat menjadi pilihan instrumen keuangan yang inovatif.
“Inisiatif yang sangat baik untuk kita semua, mulailah membiasakan konsep ini kepada masyarakat secara umum, dan juga untuk pengembang dan ekosistem pembiayaan perumahan,” jelas dia.
Dia memperkirakan, KPR hijau ke depannya memiliki potensi besar. Hal itu utamanya untuk penduduk usia muda dan Indonesia secara keseluruhan.
“Tidak seperti Jepang dan Eropa, dua contoh negara atau wilayah yang mereka semua memiliki populasi yang menua, Indonesia masih memiliki demografi yang relatif muda, sehingga populasi muda kita akan terus memiliki permintaan yang kuat untuk perumahan,” kata dia.