Kenapa Keuangan Selalu Jadi Masalah Utama Di Kehidupan?

Ilustrasi Masalah Keuangan.
Sumber :

VIVA – Keuangan adalah salah satu aspek yang tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal hingga menikmati liburan, segalanya harus dibayar dengan uang. Artikel ini akan mengupas beberapa alasan kenapa keuangan sering kali menjadi sumber masalah, serta menawarkan solusi praktis untuk Anda.

Danamon Rilis Reksa Dana ETF, Nasabah Bisa Investasi Mulai Rp 100 Ribu

Mengapa Keuangan Menjadi Masalah?

  1. Faktor Eksternal keuangan menjadi masalah:

Pastikan Stabilitas Sektor Keuangan RI Terjaga di Tengah Risiko Global, OJK Wanti-wanti Ini
  • Peran Keuangan yang Berubah Dulu

Keuangan adalah untuk mencapai tujuan, tetapi sekarang keuangan seringkali menjadi tujuan itu sendiri. Seiring waktu, keuangan berkembang menjadi pengendali keputusan, baik itu dalam skala individu, bisnis, maupun pemerintah. 

Pantas Saldonya Tak Bertambah, Ternyata Ini 9 Kesalahan Saat Menabung yang Jarang Disadari

Ketika keuangan menjadi pendorong utama, fokus kita beralih dari aspek sosial, etika, hingga politik, yang seharusnya juga menjadi pertimbangan.

  • Keuangan yang Mengabaikan Aspek Sosial

Salah satu masalah terbesar adalah fokusnya yang sempit pada angka dan keuntungan. Sistem keuangan sering kali tidak memperhitungkan dampak sosial dari suatu keputusan.

Misalnya, pasar mungkin memberikan harga yang lebih tinggi pada saham perusahaan minyak dan gas, meskipun aktivitasnya merusak lingkungan. Investor yang hanya berfokus pada keuntungan finansial akan melewatkan dampak negatif jangka panjang.

  • Keuangan yang Berbahaya

Orang-orang yang berada di lembaga keuangan sering kali merasa mereka mengendalikan segalanya. Mereka yakin bahwa solusi berbasis keuangan adalah yang terbaik, padahal kenyataannya, tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan uang.

Ketika keuangan menjadi satu-satunya faktor pengambil keputusan, dampaknya bisa berbahaya. Misalnya, dalam menghadapi perubahan iklim, banyak pemerintah menganggap pengurangan emisi terlalu "mahal," sehingga mengabaikan urgensi masalah ini.

  1. Faktor Internal keuangan menjadi masalah:

  • Ketergantungan pada Kredit

Ketika penghasilan tak mampu menutup semua kebutuhan, banyak orang beralih ke kredit. Kredit seharusnya menjadi solusi sementara, namun jika tidak diatur dengan baik, bisa menjadi masalah besar. Misalnya, utang yang terus menumpuk tanpa rencana pelunasan yang jelas.

  • Pengelolaan yang Tidak Efisien

Tidak semua orang memahami pentingnya literasi keuangan. Menurut hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang diselenggarakan oleh OJK dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, mencapai 65,43 persen. Artinya, masih ada lebih dari 30 persen penduduk Indonesia belum memiliki pemahaman yang baik cara mengelola keuangan.

  • Konsumerisme yang Tinggi

Di era digital ini, akses ke berbagai produk dan layanan menjadi semakin mudah. Namun, hal ini juga membuat banyak orang terjebak dalam konsumerisme. Tanpa pengelolaan keuangan yang tepat, gaya hidup konsumtif bisa membuat keuangan pribadi tidak stabil.

Solusi Mengatasi Masalah Keuangan

Lalu, bagaimana cara kita bisa mengatasi masalah keuangan yang kerap menghantui? Berikut beberapa solusi yang dapat Anda coba:

  • Mengatur Anggaran dengan Bijak Penting

untuk membuat anggaran bulanan yang realistis, menyesuaikan antara pemasukan dan pengeluaran. Hindari pengeluaran yang tidak perlu dan selalu simpan sebagian dari penghasilan untuk dana darurat.

  • Hindari Ketergantungan pada Utang 

Meskipun utang kadang diperlukan, upayakan untuk tidak bergantung padanya dalam jangka panjang. Cobalah untuk melunasi hutang lebih cepat dan hindari mengambil utang baru tanpa perencanaan matang.

  • Investasi yang Bijak Alih-alih mengejar keuntungan instan

fokuslah pada investasi yang berkelanjutan. Diversifikasi portofolio Anda untuk mengurangi risiko dan pilih aset yang memiliki dampak positif jangka panjang, baik secara sosial maupun lingkungan.

  • Pendidikan Keuangan Tingkatkan literasi keuangan

Hasil SNLIK 2024 menunjukkan bahwa meski tingkat inklusi keuangan penduduk Indonesia cukup tinggi (75,02 persen), masih banyak yang belum paham betul tentang produk-produk keuangan yang ada. Untuk itu, meningkatkan literasi keuangan sangat penting agar masyarakat lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial.

  • Perencanaan Jangka Panjang

Jangan hanya fokus pada keuntungan jangka pendek. Buatlah rencana keuangan jangka panjang yang mencakup tujuan besar seperti pensiun, pendidikan anak, dan pembelian rumah. Dengan perencanaan yang matang, bisa mengurangi risiko keuangan di masa depan.

Tips Tambahan untuk Kesehatan Keuangan

  • Mengelola kesehatan keuangan

aspek penting dalam mencapai kesejahteraan pribadi. Berikut adalah beberapa tips tambahan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan keuangan Anda:

  • Ubah Gaya Hidup

Adopsi gaya hidup hemat Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan fokus pada kebutuhan dasar dapat meningkatkan kesehatan keuangan. Hal ini mencakup menghindari utang konsumtif dan lebih memilih untuk menabung atau berinvestasi..

  • Gunakan Teknologi

Manfaatkan aplikasi keuangan, aplikasi seperti pengelola anggaran atau perencanaan keuangan dapat membantu Anda melacak pengeluaran dan pendapatan secara efektif. Teknologi ini memungkinkan Anda untuk membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan lebih cepat
 

Keuangan selalu menjadi masalah karena peran sentralnya dalam kehidupan kita. Namun, dengan perencanaan yang tepat, pengaturan anggaran yang bijak, dan investasi yang cermat, Anda bisa mengatasi sebagian besar masalah keuangan. Jangan biarkan keuangan mengendalikan hidup Anda. Atur keuangan Anda dengan baik, dan Anda akan memiliki kendali lebih besar atas masa depan Anda.

BRImo

Permudah Akses Investasi Masyarakat, BRI Hadirkan Fitur Tabungan Emas Digital di BRImo

BRI hadirkan solusi investasi emas digital melalui BRImo. Mudah, aman, dan bisa dimulai dengan modal kecil.

img_title
VIVA.co.id
14 Desember 2024