Waspada FOMO! Tips dari Financial Planner untuk Gen Z: Hindari Jebakan Pinjol dan Atur Lifestyle

Ilustrasi Waspada FOMO
Sumber :
  • freerangestock.com

VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir, gaya hidup Gen Z mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Banyak dari mereka lebih memilih untuk membelanjakan uang untuk leisure spending, seperti traveling, healing, hingga menonton konser, ketimbang memenuhi kebutuhan primer seperti membeli kendaraan atau rumah. Tren ini, yang seringkali disebabkan oleh fenomena fear of missing out (FOMO) dan tekanan media sosial, mendorong mereka untuk mengalokasikan dana yang besar untuk hal-hal yang bersifat hiburan. Sayangnya, perilaku ini tidak jarang membuat mereka terjebak dalam pinjaman online (pinjol), yang bisa menimbulkan masalah keuangan jangka panjang.

Bagaimana Kebijakan Pro-Growth Menciptakan Peluang Baru? Menavigasi Pemulihan Ekonomi Pasca-Crisis

Mengapa FOMO dan Media Sosial Mempengaruhi Gaya Hidup?

Gen Z hidup dalam era digital yang serba terhubung. Mereka sangat terpengaruh oleh tren yang dilihat di media sosial, sehingga sering merasa takut ketinggalan (FOMO). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kalangan usia 19-34 tahun mendominasi angka kredit macet di platform pinjaman online, dengan outstanding pinjaman yang mencapai lebih dari 700%. Hal ini menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang terjebak dalam utang akibat dorongan FOMO yang terus berkembang di media sosial.

Rekomendasi 7 Makanan Berkuah yang Cocok Dinikmati Saat Musim Hujan

Dwi Wulandari, seorang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UNM) sekaligus perencana keuangan, menyatakan bahwa perilaku ini sangat umum di era digital. Menurutnya, banyak dari mereka yang ingin "mengikuti arus", sehingga rela menghabiskan tabungan untuk memenuhi gaya hidup yang terlihat glamor di media sosial. Sayangnya, banyak yang tidak sadar bahwa perilaku ini hanya untuk mendapatkan validasi sosial berupa like atau komentar, tanpa mempertimbangkan dampak finansial jangka panjang.

Mengapa Mengelola Gaya Hidup Sangat Penting?

Waspada! Inilah 7 Alasan Bank Bisa Dicabut Izinnya dan Apa Dampaknya Bagi Keamanan Simpanan Anda

FOMO yang berlebihan sering kali mendorong seseorang untuk melakukan keputusan finansial yang impulsif, termasuk memanfaatkan pinjaman online. Dengan akses pinjol yang mudah, hanya dengan modal KTP dan selfie, banyak yang tergoda untuk meminjam uang demi memenuhi gaya hidup sementara. Sayangnya, kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa bunga pinjaman bisa sangat tinggi. Bahkan, beberapa platform pinjol menawarkan bunga hingga 0,3% per hari atau sekitar 9% per bulan, yang berpotensi membuat seseorang terjebak dalam utang yang sulit dilunasi.

Menurut Wulandari, banyak yang tidak menyadari sifat bunga pinjaman online yang compounding atau bunga berbunga. Hal ini menyebabkan beban utang terus meningkat seiring waktu, terutama jika kemampuan membayar tidak sebanding dengan jumlah pinjaman. Oleh karena itu, penting bagi generasi Milenial dan Gen Z untuk lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka dan tidak tergoda oleh gaya hidup mewah yang hanya bersifat sementara.

Tips dari Financial Planner: Atur Lifestyle agar Tak Terjebak Pinjol

Bersumber dari Dwi Wulandari, seorang financial planner. Berikut tips-tipsnya:

Live Below Your Means Salah satu prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan yang baik adalah hidup di bawah kemampuan penghasilan. Jika Anda merasa pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, itu tanda untuk segera mengevaluasi gaya hidup Anda. Review semua pengeluaran, dan pastikan hanya mengeluarkan uang untuk hal-hal yang benar-benar penting dan bermanfaat.

Prioritaskan Menabung Menabung adalah salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan masa depan finansial yang stabil. Alih-alih menghabiskan uang untuk hal-hal yang bersifat tersier, seperti liburan atau konser, mulailah mengalokasikan sebagian pendapatan Anda untuk dana darurat dan investasi jangka panjang. Menurut Wulandari, menabung untuk membeli aset seperti rumah atau kendaraan jauh lebih penting daripada memenuhi keinginan sementara.

Hindari Utang yang Tidak Perlu Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan oleh banyak orang adalah meminjam uang untuk memenuhi gaya hidup. Meminjam untuk kebutuhan produktif, seperti membiayai pendidikan atau usaha, bisa menjadi langkah yang baik. Namun, meminjam untuk hal-hal yang tidak memiliki nilai jangka panjang, seperti traveling atau membeli gadget terbaru, dapat menyebabkan masalah keuangan di kemudian hari. Selalu pastikan Anda memiliki rencana pembayaran yang jelas sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman.

Manfaatkan Teknologi untuk Menambah Penghasilan Di era digital ini, banyak peluang untuk menambah penghasilan di luar pekerjaan utama Anda. Wulandari menyarankan untuk memanfaatkan platform digital, seperti menjadi afiliasi atau menjual produk online, sebagai sumber tambahan pendapatan. Ini bisa membantu Anda meningkatkan penghasilan tanpa harus terjebak dalam gaya hidup konsumtif yang merugikan.

Risiko yang Harus Dipahami Sebelum Terjebak Pinjaman Online

Pinjaman online memang terlihat menggoda karena prosesnya yang cepat dan persyaratannya yang mudah. Namun, risiko utang yang tak terkendali sangat besar. Dengan bunga yang terus bertambah setiap hari, peminjam sering kali tidak sadar bahwa beban utang mereka sudah jauh melebihi kemampuan bayar. Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko yang ada sebelum memutuskan meminjam dari pinjol.

Selain itu, penting juga untuk membiasakan diri dengan literasi keuangan. Banyak Gen Z yang tidak memiliki pengetahuan cukup tentang pengelolaan keuangan, sehingga rentan terjebak dalam masalah utang. Meningkatkan literasi keuangan melalui edukasi sejak dini bisa membantu mereka mengambil keputusan keuangan yang lebih bijak.

Mengapa Gen Z Harus Mulai Mengubah Mindset?

Salah satu faktor utama yang menyebabkan banyak Gen Z tidak memiliki aset adalah karena mereka lebih memilih untuk menyewa daripada membeli. Wulandari menyebutkan bahwa banyak dari mereka yang memilih menyewa rumah atau apartemen karena merasa harga properti terlalu mahal. Namun, mindset ini perlu diubah. Generasi sebelumnya, meskipun menghadapi tantangan yang sama, tetap memprioritaskan menabung untuk membeli rumah atau aset lainnya sebagai investasi jangka panjang.

Gaya hidup yang didorong oleh FOMO dan tekanan media sosial memang menjadi tren di kalangan Gen Z. Namun, perilaku ini bisa menjerumuskan mereka ke dalam masalah keuangan yang serius, terutama jika mereka terjebak dalam pinjaman online. Oleh karena itu, penting bagi generasi ini untuk mulai mengelola gaya hidup dengan bijak, memprioritaskan menabung, dan menghindari utang yang tidak perlu. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, mereka bisa mencapai kebebasan finansial di masa depan tanpa harus terjebak dalam masalah utang yang membebani.

Memasak nasi di rice cooker

Jangan Panik! Begini 5 Cara Mengatasi Nasi Kurang Matang Agar Tetap Enak

Nasi yang kurang matang biasanya terasa keras, kering, atau bahkan masih bertekstur seperti beras mentah. Kondisi ini bisa membuat siapa pun merasa frustasi, terutama saa

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2024