Pupuk Kaltim Pakai AI Genjot Proses Bisnis, Ini Hasilnya

PT Pupuk Kaltim
Sumber :
  • Dokumentasi PT Pupuk Indonesia (Persero)

Jakarta, VIVA – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) raih Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) 2024 dari Kementerian Perindustrian RI. Apresiasi itu diberikan melihat konsistensi Perusahaan dalam mendukung proses peningkatan kemampuan teknologi industri nasional secara berkelanjutan.

Ingin Bisnis Anda Sukses di Instagram? Gunakan 6 Tools Marketing Ini!

Penghargaan diterima Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman, dari Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta. Penghargaan ini menunjukkan komitmen dan konsistensi Pupuk Kaltim dalam mendukung program Pemerintah, utamanya proses peningkatan kemampuan teknologi industri nasional secara berkelanjutan, khususnya dalam mendorong kemandirian serta daya saing industri melalui kegiatan penelitian, pengembangan dan perekayasaan teknologi industri yang bernilai tinggi.

“Pupuk Kaltim pun terus melakukan upaya terbaik dalam aktivitas bisnis Perusahaan melalui pengembangan teknologi industri berkelanjutan, sebagai wujud dukungan terhadap program Making Indonesia 4.0,” ujar Qomaruzzaman, dikutip dari keterangannya, Rabu, 9 Oktober 2024.

7 Ide Bisnis Rumahan di Pedesaan yang Menjanjikan: Modal Kecil, Untung Besar!

Dia menjelaskan, secara spesifik penghargaan ini diberikan atas dua keberhasilan Pupuk Kaltim menciptakan inovasi berkelanjutan dalam mengoptimalkan potensi perusahaan di bidang teknologi sektor pertanian. Pertama, gagasan Advance Integrated Production Planning System untuk optimalisasi laba Perusahaan, yang dilengkapi teknologi Artificial Intelligence (AI).

“Inovasi ini tidak hanya membantu Pupuk Kaltim merencanakan produksi secara optimal, tetapi juga menjadi alat strategis dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan,” tambahnya.

Raup Untung Besar dengan Bisnis Sewa Mainan: Begini Cara Memulainya!

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Photo :
  • Analytics Insight

Menurutnya, pengembangan inovasi ini melihat perencanaan produksi industri pupuk memiliki kompleksitas sangat tinggi, melibatkan berbagai variabel seperti ketersediaan bahan baku, kapasitas pabrik, permintaan pasar, hingga faktor eksternal seperti cuaca dan kondisi ekonomi global. Dengan jumlah variabel yang demikian besar, pendekatan konvensional dalam perencanaan produksi seringkali kurang efisien dan tidak mampu memberikan prediksi yang akurat.

"Melalui penggunaan kecerdasan buatan Pupuk Kaltim kini memiliki kemampuan untuk menganalisis data dengan kecepatan dan ketelitian yang jauh lebih tinggi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya merencanakan produksi dengan lebih baik, tetapi juga prediksi yang lebih akurat terhadap permintaan pasar," terang Qomaruzzaman.

Selanjutnya Pupuk Kaltim juga mengembangkan inovasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi, melalui produk NPK kombinasi Pupuk Hayati Pelangi JOS. Dari penerapan inovasi ini, kapasitas produksi padi mampu mencapai 8,74 Ton/Ha, sehingga turut mendorong kesejahteraan petani dan optimalisasi produktivitas pangan sebagai salah satu sasaran Perusahaan dalam memacu pertumbuhan pertanian nasional.

Inovasi ini tidak hanya hasil riset dan pengembangan mendalam, tetapi juga menggunakan teknologi canggih dalam proses produksinya. Bahkan Pupuk Kaltim melakukan serangkaian uji coba lapangan di berbagai wilayah Indonesia dengan berbagai kondisi tanah dan iklim, untuk memastikan produk ini memberikan hasil konsisten dan optimal.

Melalui penggabungan pupuk NPK berkualitas tinggi dan mikroorganisme hayati yang bermanfaat, produk ini tidak hanya memberikan solusi komprehensif terhadap hasil panen, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan petani. Di mana dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia berlebihan dan memperbaiki kualitas tanah, produk ini mendukung pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.

"Terlebih penggunaan mikroorganisme dalam pupuk hayati, juga berkontribusi pada peningkatan keanekaragaman hayati dalam tanah untuk menjaga ekosistem pertanian yang lebih sehat," tandas Qomaruzzaman.

Lebih lanjut, pengembangan inovasi teknologi juga menjadi salah satu upaya Pupuk Kaltim meningkatkan efisiensi, sekaligus daya saing Perusahaan di kancah nasional maupun global. Utamanya mendorong efektivitas pabrik dan perangkat pendukung lainnya yang diciptakan secara mandiri. Seluruh inovasi yang digagas Pupuk Kaltim sejauh ini terbukti mampu menekan biaya operasional, sekaligus menyelamatkan perusahaan dari berbagai potensi risiko kerugian.

“Nilai efisiensi Perusahaan mampu tercapai dari setiap inovasi yang digagas. Mulai efektivitas proses produksi, peningkatan performa perangkat pabrik, hingga jasa pelayanan dan perbaikan dengan nilai penghematan mencapai miliaran Rupiah,” ungkap Qomaruzzaman.

Sementara itu Menperin Agus mengungkapkan penghargaan ini sebagai apresiasi bagi pelaku industri yang konsisten menciptakan dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Langkah ini pun bagian dari upaya Kemenperin mendorong industri nasional melakukan penciptaan teknologi baru, agar lebih kompetitif hingga kancah internasional.

“Kami berharap dengan terus mendorong inovasi dan teknologi, Indonesia dapat terus meningkatkan daya saingnya di kancah global,” kata Agus Gumiwang.

Sarasehan Kadin Indonesia dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Menurut dia, sektor manufaktur terus menjadi penggerak utama ekonomi nasional. Bahkan pada triwulan II 2024, pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 5,05 persen atau lebih tinggi dibandingkan negara anggota G20 seperti Tiongkok, Rusia dan Brasil. Performa yang prima tersebut juga dipacu akselerasi penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0, sebagai strategi kunci Indonesia untuk menjadi 10 negara ekonomi terbesar di dunia pada 2030.

"Oleh karena itu, pentingnya transformasi industri 4.0 dicanangkan pada program Making Indonesia 4.0 sejak 2018, sebagai kunci utama menjadikan Indonesia salah satu dari 10 ekonomi terbesar dunia," tambah Menteri Agus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya